Mohon tunggu...
Prastiya Firds
Prastiya Firds Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berlatar belakang kehidupan masa lalu menjadi alasannya untuk terus belajar menulis. silakan kunjungi blog saya di:\r\nhttp://prastiyafirds.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

30% Bisnis 70% Cinta Bag 4

10 Februari 2015   20:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:29 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bag 4

“ANCUR….ANCUR… “Aku berteriak lantang sambil berjalan menyusuri kampung ini menuju kerumah, setelah semua kejadian ini aku harus kembali menyusun jalan hidupku yang baru saja buyar.

“Hal pertama yang harus aku lakukan adalah mengembalikan uang ini kepada orang tuaku, agar dia bisa segera menebus tanahnya yang digadaikannya” gumamku

Sesampainya dirumah badanku lemas dan stress

“Bapak..Pak..”panggilku pada si Bapak…

“Disini rupanya..”

“Kenapa nak, kamu keliatan lesu betul?” Tanya Bapak sambil ngasih makan ikan di kolam-kolaman kecil dibelakang rumahku.

“Iya ni Pak.. Aldo pengen cerita nih…tapi jangan marah dulu ya? begini... soal uang yang Aldo pinjam kemaren Pak.., itu khan buat Bisnis ya Pak..”

“ Lha iya..truss”

“ Begini ..”

“Begina-begini..bicara yang jelas le...!! Jangan plintat-plintut” jawab Bapak sambil sewot

“Iya..maksudnya uangnya nggak jadi kepake Pak, soalnya Bisnisnya nggak jadi ”

“Lho-lho kok bisa, khan sudah sebulan kamu buat bisnis.., kamu jangan bohongin Bapak Lho?”

“Begini Pak Ceritanya….” Kataku sambil kuceritakan semua kejadian nyeleneh yang menimpaku.

***Singkat Cerita***

Kemudian si Bapak nyeletuk  “Ohh .. begitu toh.., lha tapi itu khan tanah udah ada perjanjiannya 3 tahun gadai, jadi minimal kaya disewa gitu le.., 5 bulan lagi tempat ini mau dipake” tegas Bapak menjelaskan

“Lha kok bisa gitu Pak, bukannya cuman digadaikan biasa aja Pak? tanyaku penasaran.

“Ya enggak, jaman sekarang gadein tanah khan susah”

“Emang gadein kemana sih Pak kok syaratnya repot amat?”

“ya ke Pak Arman”

“HAH.. PAK ARMAN…, Pak Arman Bapaknya si Rasmi???”

Mendengarnya pun aku terkaget nggak karuan, rasanya seperti lagi terbang bebas seperti nyamuk yang lagi bingung mau kemana, tiba-tiba malah nyangkut di sarang laba-laba.

“La iya”

“Kok bisa kesana si Pak?, apa nggak ada orang laen?”

“Kesiapa lagi di kampung ini yang punya duit?” jawab si Bapak sambil santainya..seperti lebih perhatian sama ikan-ikannya dari pada perhatian ke aku.

“Iya juga sih, tapi..aaahhhhhhh, masalahnya kalo si Rasmi tau bisa Gawat, bukannya apa.. tapi malu banget Pak..!! , belum lagi kalo uangnya nggak dibalikin ke Pak Arman sekarang, Rumah kita bakal dipake tiga tahun dong..???" ujarku sambil garuk2 kepala bingung nggak karuan,.

“O iya le, ini khan masalah karena kamu, jadi kamu yang harus beresin semuanya dan bantuan Bapak buat kembaliin uang 55 juta itu ke Pak Armand dan ambil kembali sertifikat rumah kita ini”

“HAH PAKKK kok bisa Aldo si Pak…, malu Pak sama si Rasmi..”Sautku sambil protes dan terkaget lagi, ini rasasnya seperti laba-laba yang menjeratku tadi mulai menjilati kepalaku"

“Bapak tahu kamu naksir si Rasmi, tapi kamu juga harus tanggung jawab soal ini, kalo enggak kita mau tinggal dimana, tadinya bapak mau bantu kamu kan karena kamu janji dalam enam bulan kedepan  kita udah bisa Pindah Rumah yang lebih baik..!,”

“Aduh gimana ya Pak, sekarang situasinya khan sudah beda Pak..?” jelasku sambil kebingungan  musti jelasin pake cara apaan lagi.

“Bapak nggak mau tau.. kamu harus tanggung jawab, oiya kemaren Pak Arman juga bilang udah beli barang bangunan buatrenovasi rumah ini, rencananya rumah ini mau di jadiin 3 pintu kontrakan”

“Waduh..kok jadi tambah gawat begini Pak, kok Bapak nggak Panik..sama kondisi kaya gini? biasa aja gitu…?” protesku sambil super gemas dengan jawaban eksentrik Bapakku ini.

“ini masalah Bisnis kamu,  Bapak nggak mau Tau..Titik..Sana Buruan Selesain..”

“Bener-bener lagi APES….” gumamku sambil  mengelengkan kepalanya.

Kalo udah begini gimana ceritanya..? ini semua gara-gara kenekatan cintaku ke Rasmi…, Kesel bener sama diri sendiri, semuanya jadi berantakan

“ ALDOOOOO…Kenapa masih disini..?”

“Iya ..iya..Sabar..” spontan aku bergegas sambil  menghela nafas menenangkan diri dan melangkah menuju rumah pak Arman…

“Pak Arman kan Galak banget, makanya nggak ada yang berani macem2 sama si Rasmi" aku ngomel sendiri sambil berjalan

Ini rasanya seperti mau bangunin singa yang lagi tidur siang, ..hah…sudahlah..aku sudah nggak ada pilihan lagi

"Bismislllah.. ya allah lindungilah hambamu ini” ucapku seraya berdoa akan keselamatan.

Setelah sampai di rumah Rasmi..

“Assalamualaikum..” sambil ketok pintu pelan-pelan

Assalamualaikum..

Pintu perlahan kebuka…

“WAALAIKUM SALAM”…

Aku keringetan dingin..telapat tanganku terlihat pucat dan berkeringat…

Em..

bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun