Mohon tunggu...
Irwan Partono
Irwan Partono Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis - Peneliti - Marketing Consultant - Motivator - IT Programmer - StartUp Developer

Penulis - Peneliti - Marketing Consultant - IT Programmer - StartUp Developer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Maya, Telur Asin, Valentine's Day [#2]

14 April 2021   23:56 Diperbarui: 7 Mei 2021   01:42 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maya masih larut dalam keceriaannya setelah berhasil mempecundangi spionase-spionase kepo yang ingin memantau semua aktivitasnya. Suasana happy itupun masih terbawa hingga sepulangnya dari kantor. Kini Maya telah berada di depan pintu apartemen warna pink nomor 999 miliknya.
Di depan pintu apartemen warna pink itu, keceriaan Maya terjeda sejenak, bagai efek tombol Puase Break di keyborad, ditekan dengan telunjuk jari kanan. Harus berhenti paksa beberapa menit.

Suasana happy hati Maya sedikit terganggu oleh ritual-ritual berprosedur super ribet yang wajib dijalaninya. Hanya untuk membuka pintu apartemen pribadinya. Sialnya setiap saat dia ingin masuk harus melewati prosedur ketat yang sangat membosankan itu.

"Huh!! Kayak prosedur mo ketemu presiden saja!" umpatnya kesal.

Kekesalan Maya terhenti saat dia merasakan kehadiran dua Little Fairies. Peri-peri kecil itu terbang stagnan di sebelah kanan dan kiri telinga Maya. Keduanya kompak menasehatinya Maya agar selalu happy. Sebab jika dia kesal dan cembetut maka pintu pink itu tak akan bisa dibuka. Maya pun menuruti nasihat mereka. Maya mencoba tersenyum kembali.

Setelah memastikan bisa Maya tersenyum kembali, peri-peri kecil itupun terbang menjauh dan melayangkan kiss bye kepadanya. Maya kembali tersadar masih ada beberapa steps "how to open" yang wajib dilakukan dengan happy untuk membuka pintu apartemen pribadinya.

Like or dislike, Maya harus melakukannya. Mau tak mau wajib dijalaninya. Jika Maya malas, pintu pink dengan pengaman super canggih itu tak akan terbuka untuk selamanya. Walaupun Maya merengek-rengek, menangis tersedu-sedu seharian di depan pintu dan minta pintu itu dibuka, meskipun memintanya dengan doa-doa sehebat apapun, dibantu oleh siapapun, pintu itu pasti kekeh, tetap tak akan terbuka.

Prosedur yang benar agar pintu super canggih berwarna pink pastel dengan komposisi sesuai -- Color guide #dea5a4 Hex Color Code --, step by step Maya wajib mengikuti perintah-perintah voice yang otomatis bisa dengan jelas didengarnya dari headset bluetooth di telinganya.  

Pertama, Maya harus 4 kali bersiul dengan siulan khas Maya. Yaitu sebuah siulan dengan standar frekuensi suara Maya saat hati gembira dengan intonasi dan kecepatan serta vibrasi konstan. Nggak boleh cembetut, nggak boleh cengingisan. Wajib bersikap khidmat dan serius.

Selanjutnya Maya harus menghadapkan kedua bola matanya ke arah kedua bulatan yang didesign menyerupai 2 telur asin warna pink yang biasa Maya bawa. Agar kedua "iris mata" Maya terpindai oleh sistem pemindai.

Sistem akan mencocoknnya dengan database iris code yang tersimpan di server cloud milik ayah Maya. -- Pemindai canggih berupa bulatan warna pink yang dilengkapi dengan kamera inframerah pemindai "iris mata" itu diletakkan tepat di depan pintu apartemen gadis berambut pirang, body slim itu. Tinggi letak alat itu setinggi Maya harus jinjit dan menaikkan tumitnya 3 cm. -- Jika dilakukan dengan sembarangan dan tidak tepat, maka pintu tak akan terbuka dan Maya harus mengulang dari step pertama.

Bukan hanya itu saja persyaratan agar pintu pink super canggih bisa terbuka. Masih ada satu langkah terakhir yaitu Maya harus menghadap tepat di kedua bulatan pink itu dan harus memelototinya sambil merengek-rengek dan bilang "open please ... " dengan manja.

Dan di step terakhir itupun Maya tidak boleh tertawa. Jika Maya tertawa maka pintu pink itu tak akan terbuka dan berkibat fatal. Maya harus mengulang kembali dari langkah pertama.

Sebuah pintu otomatis super aman, didesign khusus khas Maya, hanya untuk Maya, dan dibuat oleh M ... . Bukan. Dibuat oleh ayah Maya lah.

-------

Sistem keamanan pintu pink dengan teknologi canggih itu dirancang khusus untuk Maya, hadiah ulang tahun ke 16 dari ayahnya.

Ayah Maya seorang ilmuwan sistem keamanan sekaligus agen rahasia negeri Paman Sam. Ayah Maya sangat menyayangi putri semata wayangnya itu. Tak mengherankan jika sang ayah sangat protektif memperlakukan Maya. Di mana Maya berada, ayah Maya dapat memantau keberadaan putrinya secara realtime. Dari manapun full 24 jam. Hanya di tempat bersifat privasi sebagai seorang gadis yang telah dewasa, sistem itu otomatis tidak aktif.

Setelah pintu terbuka, dengan riang Maya melangkah memasuki ruang tamu apartemennya. Lalu pintupun otomatis tertutup kembali. Kesejukan udara AC dan wangi ruang itu menyegarkan dan menambah keriangannya.

Dengan santai Maya berjalan menuju rak kaca penyimpan sepatu, duduk di sebuah kursi kecil lalu melepas satu persatu sepatu bermerek pemberian Sony -- Marketing Director yang masih mempertahankan status jomblo perjaka tua itu. -- Jenjang dan ramping indah kaki Maya nampak begitu makin mempesona setelah melepas sepatu yang dikenakannya. Lalu Maya menyimpan kembali sepatu mahal itu di rak kaca nomor 9.

Tubuh slim itu berdiri lalu berjalan menuju almari khusus penyimpan tas-tas branded koleksinya. Diletakkannya tas branded mahal asli Paris hadiah dari Sony itu ke tempat khusus penyimpan tas itu. Sebelumnya Maya mengeluarkan dua handphone canggih pemberian ayahnya, membawanya untuk diletakkan di meja kecil samping tempat tidurnya.

Sengaja Maya tidak membuka semua messages yang masuk. Semua isi handphone diremote oleh Sang Pelindungnya. Hacker yang pagi tadi memberikan kegembiraan smart dengan membongkar ulah spionase-spionase yang memantau aktivitas Maya. Namun sejauh ini masih menjadi sebuah misteri di hidup gadis pirang, body slim tentang siapakah sebenarnya "666H^0_0^fMY" Hacker Sang Pelindung yang dia percayakan semua isi handphone itu. Namun Maya tahu persis bahwa Hacker Sang Pelindung itu bukanlah sosok ayahnya. Maya yakin dari style dan bahasa digital yang dipakai sang Hacker "666H^0_0^fMY" jauh berbeda dengan style code ayahnya. Di lubuk hati terdalam Maya seperti mengenal betul Hacker Sang Pelindung yang baik hati itu.

------

Selanjutnya terlihat Maya berjalan ke arah wastafel untuk membersihkan wajahnya. Lalu mengeringkan dengan handuk kecil berbahan katun lembut. Setelah itu menyimpan ke sebuah kotak canggih yang otomatis mencuci, mengeringkan dan melipat serta meletakkan dengan rapi handuk-handuk katun lembut itu ke loker yang berada di atas mesin itu.

Maya membalikkan tubuhnya dan berkata. "Music!"

Sebuah lagu favorit Maya berjudul Back to December by Taylor Swift terdengar mengalun lembut.

Sambil bersenandung mengikuti lagu itu, Maya berjalan menuju lemari pakaiannya mengambil apa yang ingin dikenakannya, lalu dengan santai dia menuju kamar mandi.

Masih terdengar senandung Maya menirukan lagu Back to December by Taylor Swift itu.

--------

Setengah jam kemudian Maya keluar dengan pakaian santai. Celana pendek sutera dan tangtop tipis. Lalu Maya mengambil minuman ringan dan camilan. Meletakannya di meja dekat sofa favoritnya. Sambil mendengarkan alunan lagu-lagu di album Tylor Swift, Mayapun menikmati camilan kesukaannya. Telur asinkah? Bukan. Sok tahu saja. Bukan telur asin. Tapi ... Ssssttt ...... R a h a s i a.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun