Mohon tunggu...
Irwan Lalegit
Irwan Lalegit Mohon Tunggu... Konsultan - Nama Lengkap Saya: Irwan Gustaf Lalegit

ADVOKAT, Alumni Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"Jangan Pernah Melupakan Aku" di Kota Bogor

15 Februari 2018   19:32 Diperbarui: 9 Maret 2018   03:21 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Reinwardt, Pendiri KRB. (Foto: Irwan Lalegit)

Di tanah Jawa yang konon dicintainya pula, dia memiliki banyak kenangan indah bersama Olivia yang begitu dikasihinya. Bahkan saking cintanya kepada Jawa, konon Raffles menangis ketika harus berpindah tugas ke tempat lain.

Jembatan Cinta di KRB (Foto: Irwan Lalegit)
Jembatan Cinta di KRB (Foto: Irwan Lalegit)
Bahwa selama menjadi First Ladynya Raffles, peran Olivia pun begitu besar, tidak hanya sebagai isteri, dia juga sebagai partner sehati bagi Raffles yang dikenal sangat dekat dengan penduduk dan penguasa lokal di setiap wilayah yang dipimpinnya. Olivia pula yang merombak tradisi kaku orang-orang Eropa terutama kaum perempuannya yang kala itu membatasi diri dari pergaulan dengan penduduk pribumi dan etnis lainnya, bahkan dia sering bepergian mengunjungi desa-desa.

Kesibukannya yang sering 'blusukan' ke berbagai pelosok, menyebabkan dia terjangkit Malaria. Demi kesembuhan Olivia, Rafles pun memboyongnya ke Bogor dan tinggal di istana Bogor. Karena itu, Raffles merenovasi istana Bogor secantik mungkin, termasuk membuat taman dan kebun di halaman belakang istana Bogor yang lalu diteruskan pendiriannya oleh Reinwardt sebagai KRB.

Malang bagi Olivia, dia akhirnya berpulang dan meninggalkan kesedihan mendalam bagi Raffles. Jasadnya dibawa ke Batavia dan dikuburkan di pemakaman yang kini dikenal sebagai Museum Taman Prasasti di dekat kantor Walikota Jakarta Pusat.

Raffles kemudian membagun sebuah Tugu (Monumen) di dalam KRB sebagai bukti cintanya untuk sang istri. Di monumen "Tugu Ladynya" itu dia memahat kata-kata puitis dalam bahasa Inggris klasik dan ternyata sebagai tulisan Olivia sendiri yaitu : Oh thou whom neer my constant heart; One moment hath forgot; Tho fate severe hath bid us part; Yet still--forget me not.Terjemahannya kira-kira begini : "Kamu yang selalu berada di hatiku; Tak pernah sedikitpun kulupakan; Walaupun takdir memisahkan kita; Jangan Pernah Melupakan Aku.*.

Tugu Lady Raffles (Foto: Irwan Lalegit)
Tugu Lady Raffles (Foto: Irwan Lalegit)
(*disarikan dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun