Lihatlah dan cobalah membayangkan jika kita mengalami perasaan seperti peraaan yang dialami oleh Zaid! Sedih, dada sesak dan dunia pasti terasa sempit. Siapa pula yang tidak bersedih jika dinilai berdusta oleh Rasulullah?
Namun itu hanya bersifat sementara saja.
Beberapa waktu kemudian , Nabi Muhammad memanggil Zaid bin Arqam. Sesampainya di sana, Nabi Muhammad membacakan surat Al Munafiqun untuk Zaid bin Arqam. Surat itu baru saja diturunkan Allah untuk Rasulullah. sebuah surat yang membongkar makar, kebusukan dan kebohongan kaum munafikin. Surat ini pun sekaligus sebagai takziyah (rekomendasi) untuk Zaid bin Arqam yang telah jujur kepada Rasulullah setelah surat al munafiqun dibacakan oleh Nabi Muhammad, Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah telah membenarkan dirimu, Wahai Zaid”
Bahagia hati Zaid bin Arqam. Adakah kebahagian yang sebanding dengan hal ini? Sikap dan ucapan seorang hamba yang dibenarkan oleh Allah melalui wahyu yang diturunkan dari atas langit? Zaid bin Arqam adalah sahabat yang berasal dari suku Khazraj, anshar. Tujuh belas pertempuran diikuti Zaid Bersama Nabi Muhammad. Keutamaan beliau sangat banyak, salah satunya adalah kisah diatas. Sebuah kisah yang diriwayatkan oleh AL-Bukhari dan Muslim di dalam Shahihain.
Jika Allah menjanjikan pembelaan dari atas langit adakah alasan yang tersisa untuk tidak bersikap Jujur?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H