Mohon tunggu...
Irwan Irawan
Irwan Irawan Mohon Tunggu... -

Sarjana Ekonomi Manajemen Universitas Padjadjaran, Bekerja Sebagai Bankir Plat Merah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Moral Hazard Orang Indonesia

20 Februari 2014   15:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya saya mohon maaf apabila saya berkata negatif seperti ini terhadap orang indonesia, dalam hal ini saya berbicara orang indonesia secara umum, umum dalam artian yang sering menjadi perbincangan dimana-dimana, dan saya pribadi pun secara langsung memiliki sample sample opini, data dan fakta yang mendukung opini saya tersebut.

Saya berkesimpulan, dan boleh jadi setiap orang memiliki opini yang berbeda, bahwa orang indonesia ini memiliki tingkat moral hazard yang tinggi, dan akibatnya memiliki konsekuensi yang berat juga terhadap lingkungannya. Ketika saya berbicara orang indonesia, sebetulnya secara tidak langsung juga membicarakan diri sendiri, sehingga ini sebagai cerminan evaluasi diri juga supaya kita semua menjadi orang yang lebih baik.

Tingkat pelanggaran aturan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum sudah lumrah terjadi, jangan jauh-jauh, kita bisa lihat bagaimana di jalan raya pelanggaran itu kerap terjadi, dan hampir setiap orang yang menyaksikannya membiarkan begitu saja, saking terbiasanya malah mungkin pelanggaran itu bukanlah suatu masalah yang harus diselesaikan. Ada orang berkendara tanpa memiliki SIM seperti pelajar-pelajar, ada yang merokok di ruang publik dan transportasi publik, hingga menjamurnya para PKL yang menguasai trotoar jalanan yang menjadi masalah umum di kota-kota besar di Indonesia.

Itu baru di jalan, kalau kita masuk kantor-kantor instansi pemerintah, ini lebih kompleks lagi pelanggarannya, korupsi di pemerintahan kita masih menduduki papan atas, berita-berita yang disajikan di media seakan tidak ada habis-habisnya membahas korupsi, dan itu bagi saya hanya fenomena gunung es, yang muncul di permukaan hanya puncaknya saja, aslinya itu jauh mengakar kebawah, ngeri luar biasa.

Tak terkecuali kantor-kantor perusahaan, baik swasta maupun BUMN, korupsi pun banyak terjadi, dan yang ini mungkin tidak terlalu muncul ke permukaan, hanya masing-masing perusahaan yang tahu, tapi ada juga yang terjerat karena terkait dengan pemerintahan, akhirnya tercuat ke media. Dan mohon maaf, tidak ada bisnis yang bisa berjalan tanpa berhubungan dengan pemerintahan, ketika pemerintahan korup, maka perusahaan pun akan ikut korup, ini sepaket.

Lebih miris lagi bagi saya, ternyata yang namanya Moral Hazard orang indonesia juga masuk ke lembaga-lembaga pendidikan, masuk ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, disana juga ada korupsi, ada pelanggaran, bahkan instansi yang berlabel agama pun gak ketinggalan, dari puncak sampai akar rumput, sampai badan amil zakat di mesjid di lingkungan masyarakat pun saya menemukan suka terjadi perselisihan gara-gara ada pelanggaran, ada korupsi, dana bansos pun yang menjadi hak sosial, ada pejabat yang makan, naudzubillah

di tulisan ini memang saya lagi prihatin, kebayang tidak mudahnya menjadi seorang pemimpin, karena pemimpin itu harus bertanggungjawab atas semua itu, itu tanggung jawab yang besar, namun dibalik itu saya heran, kok pada mau ya pada jadi pemimpin, pada menginginkannya, sampai pada rebutan, injak sana injak sini, keluar biaya yang sangat besar, padahal tanggungjawabnya itu besar sekali, kalau tidak amanah, dosanya juga akan begitu besar. Kok pada mau ya..

#SedangPrihatin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun