Mohon tunggu...
irwan hidayat
irwan hidayat Mohon Tunggu... Penulis - Ketua Umum BPL HMI Cabang Jember periode 2019-2020

Visioner dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemandirian dan Covid-19

30 April 2020   06:56 Diperbarui: 30 April 2020   07:05 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemandirian merupakan sikap/perilaku yang ditunjukan pada diri sendiri tanpa adanya pengarahan dari orang lain. Orang yang mandiri pasti akan melakukan atau mengerjakan sesuatu dengan kemampuannya sendiri serta tidak bergantung pada orang lain. 

Kemandirian harus dimiliki oleh setiap orang, maka dari itu kemandirian harus mulai diterapkan pada anak di usia dini, agar kemandirian itu akan terus tertanam pada jiwa anak. Sehingga anak akan terbiasa dengan hidup mandiri serta mampu berdiri sendiri.

Menurut saya, persoalan utamanya bukan itu. Kemandirian pertama membutuhkan keputusan untuk mandiri secara mandiri. Artinya, saya memutuskan sendiri untuk menjadi mandiri. Bukan karena suruhan orang tua, bukan karena tekanan sosial, bukan karena tuntutan keadaan. Saya menjadi mandiri karena saya menginginkannya. 

Yang kedua, kemandirian termasuk kesediaan untuk menanggung konsekuensi dari kemandirian tersebut secara mandiri. Maksudnya, saya yang memutuskan, saya mengambil tindakan dan saya menanggung semua konsekuensinya sendiri. Bukannya, saya mengambil keputusan, kemudian seseorang harus menanggung konsekuensi tersebut. Entah itu orang tua, teman, anak, atau pun pihak lainnya.

Wabah virus corona atau covid-19 telah membuat kita sadar betapa pentingnya kualitas diri untuk membangun kemandirian hidup dari aspek bidang yang ditekuni. Pola kemandirian (awareness) adalah prioritas utama untuk mengurangi kejenuhan. Stephen Covey dalam bukunya “Seven Habits of Highly Effective People”  menyatakan bahwa setiap manusia memiliki empat anugerah kodrati, yaitu imajinasi, suara hati, kesadaran diri dan kehendak bebas. Untuk menjadi mandiri, kita perlu menggunakan keempat anugerah tersebut. Jika demikian, apa yang kita lakukan agar dapat mandiri dan tetap produktif?

Pertama, karena peran pentingnya adalah membangun imajinasi. Bagi anda yang produktif dalam penulisan karya maka perlu perhatikan biar tetap produktif dalam menulis ada dua metode imajinasi. 

Seperti: (a) lagu dapat menjadi media yang efektif dalam pembelajaran menulis. Efektivitas lagu sebagai media dimaksimalkan dengan prinsip link and match (hubungan dan kesesuaian), 

(b) imajinasi memberikan kontribusi yang cukup besar pada keberhasilan pembelajaran menulis. Imajinasi yang terbangun baik membantu siswa/mahasiswa dalam menggali pengalaman hidup, mengorganisasikannya, dan memberikan respon dalam bentuk simbol-simbol verbal yang baik.

Kedua, kita perlu mendengarkan suara hati kita. Syarat agar dapat mendengarkan suara hati secara efektif adalah kejujuran terhadap diri sendiri. Termasuk di dalam kejujuran di sini adalah mengakui apa yang kita rasakan, butuhkan dan inginkan. Jika kita dapat mendengarkan suara hati dengan jujur dan mengikutinya, maka kita akan memiliki hal. 

ketiga, yaitu kesadaran diri. Kesadaran diri mencakup seluruh penerimaan terhadap diri sendiri, kekuatan dan kelemahan. Mengetahui apa yang bisa dan tidak, yang perlu dan tidak perlu untuk diri kita. Keempat, yang dibutuhkan adalah sepenuhnya menggunakan kehendak bebas kita untuk mengambil tindakan yang akan kita lakukan. Bukan karena suruhan, bukan karena paksaan.

Latihan Kemandirian
Yang saya ceritakan di atas adalah hanyalah salah satu contoh sederhana dari keputusan yang kita ambil secara mandiri. Kita dapat membangun kemandirian mulai dari banyak hal lain. Keputusan akan makanan yang ingin kita makan, udara yang ingin kita hirup, karya yang ingin kita hasilkan, pasangan hidup yang hendak kita pilih, rumah yang hendak kita tinggali, kebun yang hendak kita lihat dan banyak lagi, dan berbagai aspek kehidupan yang hendak kita jalani. Apapun pilihannya, semoga betul-betul diputuskan secara mandiri dan dijalani dengan penuh tanggung jawab dan sukacita.

Mulai dari satu aspek kemandirian yang kita jalani, kemudian kita dapat memperluasnya ke aspek-aspek yang lain. Dalam jangka panjang, akan ada lebih banyak aspek kemandirian yang dapat kita pilih dan akhirnya, secara bertahap, kemandirian akan menjadi bagian penting dari kehidupan kita.

Anak yang memiliki kemandirian yang kuat tidak akan mudah menyerah. Sikap kemandirian dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tingkah laku. Dengan adanya perubahan tingkah laku maka anak juga memiliki peningkatan dalam berfikir, menganggap bahwa dalam belajar harus bisa mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain terus dan juga tidak menggantungkan belajar dari guru saja, tapi belajar juga bisa dari media cetak, elektronik, alam, atau yang lainnya. pada dasarnya sikap mandiri seseorang tidak terbentuk dengan cara yang mendadak, namun melalui proses sejak masa anak-anak. Dalam perilaku mandiri antara tiap individu tidak sama, kondisi ini dipengaruhi oleh banyak hal. 

Hal yang mempengaruhi atau faktor penyebab sikap mandiri seseorang itu dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu. Berbagai faktor mempengaruhi kemandirian seseorang, antara lain adalah faktor Eksogen. Faktor ini berasal dari luar seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor kemandirian yang lain adalah faktor endogen. Faktor ini berasal dari dalam diri murid, yaitu fisiologis dan psikologis.

Dalam setiap manusia dapat berkembang secara maksimal dalam hal kemandirian belajar, jika dalam proses pembelajaran  memberikan peluang kepada siswa/mahasiswa untuk membuat keputusan mengenai proses pembelajaran itu sendiri. Hampir setiap pertemuan peserta didik / mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan pendapat tentang materi yang disampaikan oleh guru/ dosen. 

Akan tetapi kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Padahal jika kita mau berfikir, dari pertemuan (KBM) tersebutlah kita dapat mengasah maupun menggali pengetahuan dari seorang guru/ dosen untuk mengembangkan kemampuan maupun keberanian kita. Maka dari itu untuk meningkatan kemandirian dalam belajar marilah kita maksimalkan proses KBM tersebut dengan aktif serta berfikir kritis.

Dan akhir kata dari opini sederhana ini semoga di tengah pandemi covid-19 ini banyak mengambil hikmah dan manfaat sesuai dengan porsi bidang masing-masing individu ataupun kelompok. Dan semoga pandemi ini segera jauh dari tanah air kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun