Mohon tunggu...
irwan hidayat
irwan hidayat Mohon Tunggu... Penulis - Ketua Umum BPL HMI Cabang Jember periode 2019-2020

Visioner dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadan, Covid-19

25 April 2020   02:10 Diperbarui: 25 April 2020   02:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-nantikan dan selalu dirindukan kedatangannya setiap orang mukmin, karena bulan Ramadhan merupakan penghulu (sayyidusysyuhur) dari seluruh bulan dalam satu tahun. Sudah puluhan tahun kita mendapatkan bulan yang mulia ini, sesuai dengan karunia umur yang Allah Swt berikan kepada kita untuk menikmati kehidupan dunia ini.

Yang perlu direnungkan adalah sudahkan kita merasa ada perubahan ataupun mendapat predikat Muttaqin (orang bertakwa) sebagaimana disebutkan di akhir ayat 183 dari surah Al-Baqarah, yang Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa".

Sekarang bulan Ramadhan kembali berada diambang pintu, dan umat Islam sudah mulai mengadakan persiapan-persiapan untuk menyambutnya seperti membersihkan tempat ibadah (Masjid dan Musholla), membersihkan rumah serta kegiatan-kegiatan positif lainnya yang intinya untuk menyambut dan memuliakan tamu agung penghulu seluruh bulan yakni bulan suci Ramadhan.

Bulan ramadhan saat ini dihadapkan dengan pandemi covid-19, akan tetapi bukan alasan untuk meninggalkan puasa kita sebagai orang mukmin karena ini salah satu kewajiban bagi umat islam.

Apakah hanya sebatas itukah umat Islam menyambut bulan mulia ini? Jawbannya tentu tidak, oleh sebab itu dalam tulisan ini penulis akan mengemukakan beberapa pesan Rasulullah Saw, dalam hal menyambut dan memuliakan bulan Ramadhan yang setiap tahun datang menemui kita.

Diriwayatkan oleh Salman Ra, bahwa pada suatu hari di akhir bulan Sya'ban Rasulullah Saw, berkhutbah dengan sabdanya : "Wahai sekalian manusia, telah hampir (datang) kepada kalian bulan yang agung (bulan Ramadhan), bulan yang penuh berkah yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, inilah bulan yang Allah Swt, mewajibkan puasa pada siang harinya dan disunnahkan Qiyamullail (shalat Taraweh) pada malam harinya, barang siapa yang mendekatkan diri dengan Allah dengan melakukan amalan-amalan (ibadah) wajib di bulan yang lain, dan barangsiapa yang melakukan amalan (ibadah) wajib dibulan ini (Ramadhan), maka sama dengan melaksanakan tujuh puluh (70) ibadah wajib di bulan yang lain.

Inilah bulan kesabaran dan balasan dari kesabaran ialah Syurga, bulan ini juga merupakan bulan kepedulian sosial terhadap sesama, dan bulan ditambahkan rizki bagi orang-orang yang beriman. Barangsiapa yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang-orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan dari adzab api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang-orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun.

Para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah Saw, tidakk semua kita mampu memberi makan kepada orang berpuasa. " Rasulullah Saw, menjawab dengan sabdanya : "Allah Swt, memberikan pahala kepada orang yang memberi buka puasa bagi orang yang berpuasa meskipun hanya berupa satu biji kurma atau hanya seteguk air."

Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa, ktika memasuki bulan suci Ramadhan, Rasulullah Saw, menyerukan : "Wahai umat manusia, barangsiapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini (Ramadhan) ia akan berhasil melewati Shirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dibawah kekuasaannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang menahan diri dari kejahatan di bulan ini, maka Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada saat berjumpa denga-Nya. Barangsiapa yang selalu menyambungkan silaturrahim (persaudaraan) di bulan ini, maka Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Dan barangsiapa yang memutuskan silaturrahim (persaudaraan) di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya."

Dalam pesan-pesan Rasulullah Saw, tentang menyambut dan mengamalkan amalan-amalan bulan Ramadhan yang dikutip di atas, maka kita dapat memetik beberapa hikmah yang sangat penting dari ibadah puasa Ramadhan dalam membentuk sikap dan perilaku manusia sebagai makhluk sosial seperti : sikap sabar, disiplin, peduli kepada sesama manusia, mempererat persaudaraan (silaturrahim), beraklak yang terpuji dan sifat-sifat positif lainnya.

Akumulasi dari sifat-sifat positif inilah akan melahirkan pribadi muslim yang mendapat predikat Muttaqin (orang-orang ang bertaqwa) di sisi Allah Swt. Dan takwa kepada Allah inilah merupka tujuan kahir dari pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan yang setiap tahun dilaksanakan oleh umat Islam seluru dunia.

Orang bertakwa yang dihasilakn oleh ibadah puasa memiliki ciri-ciri yang sebagaimana diterangkan oleh Allah Swt, dalam Qur'an surah Ali Imran ayat 133-135 sebagai berikut :"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan Tuhan-Mu dan raihlah syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang bertakwaa-yaitu orang-orang yang selalu menginfakkan hartanya, baik diwaktu lapang mamupun diwaktu sempit, dan orang-orang yang mampu mnahan amarahnya, dan orang-orang yang selalu memaafkan (kesalah orang lain). Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Dan orang-orang yang apabila (terlanjur)melakukan perbuatan keji dan mendzalimi dirinya sendiri, maka ia (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak mengulangi perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui."

Marhaban Ya Ramadhan - semoga ibadah puasa Ramadhan yang akan kita lakukan nanti mampu melahirkan seorang muslim yang memiliki karekteristik Qur'ani yaitu : mau menyisihkan hartanya untuk kaum fuqar wal masaakin (kepedulian sosial), mampu memenej emosinya (mengendalikan diri), menjaga dan memelihara lidahnya dari kata-kata kotor (berakhlak mulia), suka memaafkan kesalahan orang (mensucikan hati), selalu memohon ampunan (beristighfar) kepada Allah serta bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun