Mohon tunggu...
Irwan Bajang
Irwan Bajang Mohon Tunggu... Penulis, Editor, Konsultan Perbukuan, -

Penulis, Blogger, Konsultan Perbukuan. Juga Tukang Masak. Pendiri @Indiebookcorner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

4 Hal yang Bisa Dipelajari Seorang Penulis dari Ibu Kita Kartini

21 April 2016   19:18 Diperbarui: 22 April 2016   07:22 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda. Pemikiran Kartini yang tertuang dalam bukunya mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. 

Selain itu, pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi banyak tokoh. W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini, Pramoedya Ananta Toer menulis Panggil Aku Kartini Saja. Dan nama Kartini juga dipakai menjadi nama jalan di Belanda.

Di Belanda, Kartinistraat adalah sebuah jalan utama, yang bahkan ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan lain yang menggunakan nama tokoh perjuangan di sana.

Dengan menulis, kamu tidak hanya melepaskan beban gagasan yang ada di kepalamu. Ketika tulisan kamu sajikan dengan baik, tulisan itu punya peluang untuk dibaca dan menjadi inspirasi pembacamu.

4. Kartini Mendirikan Sekolah Sebab Ia Tidak Mau Pintar Sendiri

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie.

Setelah membaca, Kartini beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-surat yang ia tulis, terlihat Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kartini sering menyebut salah satu karya penulis kesukaannya, ia juga kerap kali mengutip beberapa kalimat untuk melengkapi tulisannya.

Perhatian kartini tidak hanya semata-mata dalam hal emansipasi wanita. Ia juga kadang membahas masalah sosial secara umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum adalah bagian dari perjuangan lain dalam jangkauan yang lebih luas.

Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan Bupati Rembang. Suaminya yang mengerti keinginan besar Kartini memberikan kebebasan padanya untuk mendirikan sebuah sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang. Hingga saat ini, bangunan itu dipakai dan dikenal dengan sebutan Gedung Pramuka

Berkat kegigihannya, beberapa sekolah lain kemudian didirikan Yayasan Kartini di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda.

Itulah beberapa poin penting kenapa Kartini cocok dijadikan panutan bagi kamu yang suka menulis. Kartini mengajarkan ketekunan, keuletan, kerja keras dan juga cinta kasih. Seorang penulis belajar banyak dari Kartini bukan hanya untuk jadi penulis hebat, tapi manusia yang baik dan berguna bagi sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun