Mohon tunggu...
Irwan Bajang
Irwan Bajang Mohon Tunggu... Penulis, Editor, Konsultan Perbukuan, -

Penulis, Blogger, Konsultan Perbukuan. Juga Tukang Masak. Pendiri @Indiebookcorner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

6 Peraturan Menulis dari George Orwell yang Wajib Kamu Patuhi

21 April 2016   17:16 Diperbarui: 21 April 2016   18:13 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis tak harus berpanjang kata untuk mengejar kuantitas. Menulis itu bukan masalah panjang pendek, tapi masalah kualitas informasi dan gagasan. Kamu tidak perlu menambahkan kalimat-kalimat aneh hanya untuk memperpanjang cerita atau esaimu, atau untuk mempertebal bukumu. Pembaca butuh sesuatu yang cerdas dan menggugah. Membuat kalimat panjang akan menjadikan tulisanmu bertele tele dan membosankan. Pembaca butuh jeda, istirahat sejenak, menghela napas, baru melanjutkan. Jangan racuni mereka dengan kalimat panjang yang bahkan bisa berujung pada kemunculan ambigu-ambigu yang menggangu.

3. Jika mungkin menghapus sebuah kata, hapuslah

Jangan memakai kata-kata yang tidak bermaksud menjelaskan apa-apa, sekadar pemanis atau sekadar memperpanjang kalimat. Jangan menambahkan kata penjelas untuk sebuah kata yang tak perlu di jelaskan. Hapuslah kata yang membuat kalimat atau bahasamu terkesan aneh.

Misalnya: “Saya hanya ingin duduk sendirian saja.”, kalimat ini kalau tidak diamati dengan baik memang kalimat yang sehat. Padahal ada pemborosan di sana. Kalimat ini bisa kamu persingkat menjadi “Saya hanya ingin duduk sendiri.”, atau “Saya ingin duduk sendiri saja.”.  Kata hanya dan saja memiliki arti yang sama. Menggunakanya bersamaan dalam satu kalimat hanya akan membuat kalimatmu cedera dan gigantis.

Buatlah kata-katamu menjadi sesuatu yang mengantar pembacamu menuju gagasan yang ingin kamu sampaikan. Menggunakan kata yang indah-indah dan dramatis boleh saja. Asalkan sesuai dan tidak menjadikanmu penulis yang boros.

4. Jangan pernah gunakan suara pasif ketika kita bisa gunakan bentuk aktif

Kalimat pasif membuat pembaca mencerna dua kali. Gunakan selalu kalimat aktif jika memungkinkan. Kalimat aktif menjadikan suara dalam tulisanmu hidup, kongkrit dan lebih bertenaga.

“Seorang anak memukuli anjing tetangga”, lebih gampang dipahami dibanding “Anjing tetangga dipukuli oleh seorang anak”. Selain perlu tambahan kata oleh dan membuatnya lebih panjang, kalimat pasif menjadikan karakter dalam tulisanmu terkesan lemah.  Daripada membiarkan tokohmu terkulai lemah dan bermalasan, kamu bisa memberikan suntikan kalimat aktif untuk membuatnya hidup dan lebih bertenaga.

5. Jangan pernah gunakan frasa bahasa asing, istilah saintifik, atau jargon jika kita bisa menemukan persamaannya dalam bahasa sehari-hari

Jika memungkinkan menggunakan bahasa yang ada dalam bahasa ibumu, pakailah. Jangan memilih bahasa asing, bahasa ilmiah, bahasa latin atau bahasa lain yang membuat kalimatmu menjadi berat dan tak terpahami. Jika pembaca harus bolak balik buka kamus saat membaca tulisanmu, mereka bisa membuangnya segera ke tong sampah untuk berpindah ke tulisan lain yang lebih terang-benderang.

Pakailah kata pembuatan, perakitan, atau perancangan  daripada memilih kata produksi. Pakailah kata menuduh, menghakimi daripada kata menjudge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun