Mohon tunggu...
Irwan Ali
Irwan Ali Mohon Tunggu... PEKARYA INISIASI -

Ringan sosialisasi, Ringan harapan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menolak Kampanye Target Lupa!

25 September 2018   13:56 Diperbarui: 25 September 2018   14:00 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segmentasi politik mensyaratkan tindakan tindakan sistematis dalam prakteknya, model interaksi serupa sosialisasi,  mobilisasi bahkan eksekusi senantiasa berada dalam kerangka memenangkan posisi strategis.  Derajat keterpilihan semakin meninggi manakala performance atas ask semakin menajam,  efisiensi atas act semakin terkelola dan kegigihan advocate tambah menyala dan terdukung. 

Soliditas dalam mencitrakan kekuatan seperti inilah yang menjadi target antara sebuah proyek campaigne,  karena sesungguhnya target akhirnya adalah mendekonstruksi rasionalitas dan spiritualitas massa pemilih menjadi lebih kohesif dan memihak kondisi yang telah direkayasa secara sistimatis dan estimatis. 

Dalam kelompok politik yang mayoritas sangat pragmatis,  Jika kemudian pada  sesi akhirnya bias  bermunculan, pada dasarnya hal ini bukan lagi dianggap sebuah beban bawaan yang memberatkan, malah terbanyak hal ini hanya dianggap merupakan ketercerabutan sumberdaya ideologis yang terus menemukan parit alir yang tak tersumbat untuk menghilir. Tetapi bagaimana dengan mereka yang terlanjur menelan kamuflase,  ilusi dan distorsi ekspektasi?? 

Apakah mereka bebal dan tidak berproses kognisi politik, jawabannya tidak,  mereka belajar dan senatiasa menjadi pembelajar yang cepat cerdas. Meski jebakan simulasi dan pengulangan terus menguntit mereka,   Setidaknya mereka belajar untuk membenci para tokoh yang hanya menjadikan mereka sebagai pekerja proyek kampanye lupa.

Mereka akan menolak berbahasa wayang dan topeng,  mereka akan alergi mendengar klausul2 proyek lupa,  mereka takkan sudi merepresentasi dan beridentitas,  dan akhirnya mereka akan menjadi sangat muak menyimak dakwah2 ideologi seperti sebelumnya.  

Dan ketika sebuah masa  tiba dan para pemilik proyek kampanye itu sempat datang mereka pasti akan sepakat berteriak,  "jangan bawa namaku untuk ketokohanmu". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun