Padahal di setiap daerah itu ada aparat pemerintahan seperti camat, lurah, aparat keamanan, dan sebagainya. Tentu dapat dengan mudah mencium oknum-oknum yang melakukan pembakaran hutan itu. Tapi nampaknya mereka kurang perduli atau terpaksa tak perduli karena tak punya dana lebih. Barangkali pula mereka tahu dana itu dilimpahkan untuk para bosnya agar ada alasan untuk mengeluarkan anggaran memadamkan kebakaran hutan. Jadi daripada mencegah terjadinya kebakaran hutan yang biayanya sedikt, mereka beranggapan biarlah terbakar dahulu baru nanti dipadamkan.
Begitulah kebiasaan kita. Tumbuhnya pedagang kaki lima selalu dibiarkan ketika masih sedikit. Baru ketika terasa sudah amat mengganggu lingkungan barulah diambil tindakan.
Kalau Presiden SBY dari tahun ke tahun cuma bisa marah-marah saja tanpa bisa mencegah kebakaran hutan, bisakah Presiden Joko Widodo membuat perbedaan? Bisakah Jokowi segera bertindak tegas untuk segera memadamkan kebakaran hutan yang ada dan mecegah kebakaran baru? Apakah Jokowi berani menghadapi para pembakar hutan tanpa takut kehilangan investor?
Kita berpengharapan besar pada Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H