Mohon tunggu...
IRWAN ALI
IRWAN ALI Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti di Lingkar Data Indonesia

"Seseorang boleh saja pandai setinggi langit, tapi selama tidak menulis maka ia akan dilupakan oleh sejarah" - @Pramoedya_Ananta_Toer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat Tunggu Jiwa Besar Jenderal SBY

17 Juni 2012   09:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:52 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam setiap kesempatannya nongol di TV, Sutan Bathoegana tak henti-hentinya menegaskan bahwa Partai Demokrat tetap solid. Tidak ada perpecahan seperti yang sering disebut oleh media massa.

"Tidak ada perpecahan kok. Semua baik-baik saja. Demokrat masih solid seperti dulu," demikian kata Bathoegana dalam sebuah acara talk show di salah satu stasiun TV swasta.

Tidak hanya Sutan yang berkata demikian. Anas Urbaningrum, Sang Ketua Umum pun menegaskan hal yang sama. Anas malah menilai bahwa isu perpecahan yang berhembus hanya pekerjaan sekelompok orang yang bermaksud meng-adu domba antar elit PD. "... Dan jika itu maksudnya, maka 100% akan gagal," kata Anas.

Demokrat Retak
Bathoegana boleh saja berkata tegas bahwa Partai Demokrat baik-baik saja. Tapi publik juga punyak pandangan tersendiri soal partai penguasa ini. Dari beberapa pertemuan penting Demokrat tanpa kehadiran Anas, yang dimentori oleh Sang Ketua Dewan Pembina jelas menunjukkan partai ini sedang retak. Terjadi konflik internal antar elit mereka.

Celakanya, konflik besar ini disinyalir melibatkan antara kelompok Cikeas dan Kubu Anas.

Beredar kabar bahwa sejak awal Cikeas tidak pernah menginginkan Anas jadi Ketua Umum. Sehingga gerakan penumbangan Anas dimulai sejak Anas memenangkan kongres.

Salah satu ketidaksukaan Cikeas terhadap Anas karena dianggap dekat dengan kelompok Akbar Tanjung. Membiarkan Anas duduk tenang dikursinya, sama saja memelihara anak macan.

Beberapa bulan telah berlalu, Anas tak juga tumbang. Berbagai strategi telah dilakukan justru membuat Anas makin memperbaiki posisi duduknya di kursi Ketum ... Hehehe ...

Cikeas sebenarnya sangat sadar bahwa Kelompok Anas terlalu kuat untuk di tumbangkan. Kekuatan Anas mengakar hingga daerah. Menurut kabar, lebih dari 90% Ketua DPD Demokrat adalah kader Anas. Kelompok Cikeas selalu kalah dalam pertarungan di daerah.

Strategi lain yang juga gagal adalah upaya mengkonflikkan antara Anas - Nazar. Mantan Bendahara Umum PD itu memang telah terbujuk untuk memusuhi Anas, tapi ocehan-ocehannya di pengadilan gagal menyeret Anas ke Bui.

Karena itu banyak pengamat berpandangan bahwa "Nyanyian" Nazar di pengadilan yang selalu menyebut nama Anas adalah bagian dari strategi penjatuhan Anas. Tapi apa lacur, hingga hari ini KPK tidak juga dapat menunjukkan bukti keterlibatan Anas pada kasus korupsi yang disebutkan Nazar.

Kenyataan ini semakin menguatkan dugaan, bahwa "Nyanyian" Nazar hanyalah upaya konstruksi opini sesat untuk menghancurkan kredibilitas Anas di mata publik.

Tentu saja hal ini disadari oleh Kelompok Anas. Mereka pasti sadar tengah terbangun konspirasi untuk menyeretnya turun dari kursi ketua umum.

Butuh Kearifan SBY
Konstruksi opini yang mencoba mengarahkan Anas agar mundur sebagai wujud kecintaan pada partai adalah langkah sia-sia. Anas tidak akan mungkin mundur dari posisi Ketua Umum.

Untuk menyelamatkan partai, satu-satunya jalan, SBY-lah yang harus mengalah. Dia harus menjadi rekonsiliator dengan mendamaikan kelompok Anas dan Cikeas. SBY harus berjiwa besar dan menyelamatkan partai.

Jika SBY ikut-ikutan larut dalam konflik ini, dapat dipastikan bahwa 2014 nanti Partai yang berlambang Mercy ini akan anjlok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun