Mohon tunggu...
IRWAN ALI
IRWAN ALI Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti di Lingkar Data Indonesia

"Seseorang boleh saja pandai setinggi langit, tapi selama tidak menulis maka ia akan dilupakan oleh sejarah" - @Pramoedya_Ananta_Toer

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Desember: Air Hujan, Air Mata, dan Air Asia

29 Desember 2014   18:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:14 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya air hujan yang menggenang, air mata pun turut menetes membasahi Desember. Pesawat AirAsia dengan Nomor Penerbangan QZ8501, Minggu 28 Desember 2014 dikabarkan hilang kontak. Pesawat tersebut hilang dari pantauan radar penerbangan sipil diperkirakan saat melintas di langit Belitung Timur. Pesawat ini mengangkut 155 penumpang yang terbang dari Bandar Udara Juanda Surabaya menuju Bandar Udara Changi Singapura.
Hingga saat ini belum ada kabar pasti apakah pesawat tersebut jatuh atau melakukan pendaratan darurat di suatu tempat. Tim Basarnas masih sementara berupaya keras untuk melakukan pencarian pesawat naas itu. Tapi menurutku kemungkinan melakukan pendaratan darurat sangat kecil. Karena jika benar maka saat ini sudah pasti para penumpang akan menghubungi keluarganya. Meskipun demikian, kita tetap berdoa semoga kru dan penumpang selamat.
***
Bukan kali ini saja air mata menggenangi Desember. Air mata yang tumpah karena kecelakaan pesawat banyak terjadi.
Pesawat Adam Air dengan Nomor Penerbangan DHI 574 dengan rute Jakarta-Surabaya-Manado pada Desember 2007 lalu jatuh di perairan Majene Sulawesi Selatan.
Pada tanggal 4 Desember 1974, pesawat Martin Air untuk penerbangan Haji jatuh saat akan mendarat di Bandara Kolombo, Sri Lanka. 191 korban tewas. Pada tanggal 30 Desember 1984, pesawat DC-9 Garuda patah tiga bagian akibat overshoot ketika mendarat di Bandara internasional Ngurah Rai, Bali. Untungnya tak menelan korban.
7 Desember1996, pesawat Dirgantara Air Services jatuh di bandara Wamena sesaat setelah take off karena mesin kanan terbakar. 19 orang tewas mengenaskan.
Pada tanggal 19 Desember 1997, pesawat Boeing 737-300 Silk Air dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia menuju Bandara Changi, Singapura, jatuh di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. 97 penumpang dan 7 awak kabin, termasuk pilot dan kopilot, tewas mengenaskan. (Sumber: Klik disini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun