Sejak awal saya sudah mencium aroma kejanggalan pada proses uji kelayakan Komisaris Jenderal Budi Gunawan di Komisi III DPR. Meski telah ditetapkan sebagai “Tersangka” oleh KPK, Budi Gunawan tetap duduk manis di DPR mengikuti rangkaian proses uji kelayakan. Bahkan bak jalan tol, Jenderal bintang tiga itu melaju tanpa hambatan. Komisi III DPR secara aklamasi menyetujuinya sebagai Kapolri yang baru menggantikan posisi Jenderal Sutarman.
Padahal, dalam beberapa waktu terakhir, nyanyian sumbang kerap terdengar dari para wakil rakyat – khususnya dari kubu Koalisi Merah Putih – dalam mengkritik kebijakan-kebijakan Jokowi, meski sebenarnya untuk hal yang tidak terlalu penting. Tetapi di saat seharusnya DPR bereaksi keras, justru diam bahkan mendukung usulan presiden.
Ternyata hal tersebut telah terjawab. Aroma jebakan itu terang benderang. Berikut penggalan komentar politisi Golkar, Bambang Soesatyo dan Desmond dari Partai Gerindra yang dikutip dari Kompas.com.
"Selanjutnya, terserah Presiden mau diapakan. Mau dilantik teserah, pasti dimaki-maki KPK dan pendukungnya. Atau membatalkan pelantikan Budi Gunawan, pasti akan berhadapan dengan PDI-P dan pendukungnya," kata Bambang.
Secara terpisah, politisi Partai Gerindra Desmond J Mahesa mengatakan, pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri ibarat sebuah permainan yang tidak menguntungkan untuk Jokowi. Ia yakin, kini Jokowi tengah dihadapkan pada kondisi dilematis karena terancam memanen protes publik jika melantik dan akan berhadapan dengan kemarahan DPR serta partai pendukungnya jika membatalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri.
"Ini game, biar Jokowi yang menentukan. Dia (Jokowi) lantik dia (Budi), maka akan berhadapan dengan KPK. Kalau dia tidak lantik, maka kami akan galang interpelasi," kata Desmond, yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi III DPR.
Sekarang, Jokowi sepertinya memang benar-benar terjebak. Melantik (Budi) salah, tidak melantik juga salah. Melantik BG Sebagai Kapolri, maka kuat dugaan BG akan melakukan manuver untuk menghabisi pimpinan KPK – dan hal itu berarti Presiden Jokowi akan berhadapan dengan “Kemarahan” rakyat. Sebaliknya, dengan tidak melantik, berarti Jokowi melanggar aturan – karena BG telah melewati serangkaian proses dan dinyatakan final oleh DPR atas usulan presiden. Tidak hanya itu, Jokowi juga akan berhadapan dengan partai pendukungnya, PDIP. Boleh jadi, partai banteng ini akan bergabung dengan barisan Bambang dan Desmond untuk melakukan impeachment kepada Presiden Jokowi – sebagaimana yang telah dikatakan oleh Bambang Soesatyo dalam pernyataannya yang lain bahwa jika sampai BG tak dilantik maka presiden akan bisa di impeachment.
Saya termasuk orang yang meyakini bahwa Presiden Jokowi adalah negarawan sejati. Sehingga dengan keyakinan itu saya menduga Presiden Jokowi tidak akan melantik Budi Gunawan, apapun konsekuensinya – termasuk dengan ancaman impeachment atau “bercerai” dengan PDIP. Jokowi tidak akan melawan arus keinginan rakyat. Benarkah keyakinan saya? Kita tunggu saja kejutan-kejutan politik Pak Presiden!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H