Sudah sekian lamanya engkau ini dinanti, sudah sekian bulan engkau tak hadir di sini, hampir lupa diriku kalau kamu ada, tapi...
    kehadiranmu kini malah menjadi masalah baru, tapi..kehadiranmu kini malah menjadi olok-olok baru...
Sepenggal puisi itu mungkin sebagian pembaca dapat memaknai artinya,, iya .. hujan. Hujan yang telah lama tidak pernah hadir di jakarta kini hadir dengan sekuat tenaga, dari malam sampai sore dari siang sampai malam, dan kita tahu akibatnya,, banyak daerah tergenang banyak perumahan terendam, kenapa ini terjadi? Salah siapa ini? yang pasti bukan salah Allah, yang pasti salah kita tidak mawas diri, keasikan dengan persiapan pemilu mengakibatkan lalai kalau bulan sudah memasuki musim hujan, keasikan dengan kampanye kita lupa kalau sungai-sungai kita mulai dangkal, keasikan dengan memberikan janji-janji hingga kita lupa kalau jalan jakarta saluran airnya banyak yang tertutup.
Gerakan cepat pemerintah baik daerah maupun pusat untuk menanggulangi ini pada saat hujan apakah tepat?ya.. sangat tepat tapi akan kah lebih tepat jika di persiapkan sebelum musim hujan terjadi. Perencanaan kerja haruslah matang, dengan anggaran yang ada apakah tidak cukup untuk menanggulangi?Tapi ingat apakah ini hanya PR pemerintah? tentu tidak! ini adalah PR kita semua, bagaiman kita harus saling mengingatkan baik kediri sendiri ataupun kepada pemerintah kita, jangan sampai semakin banyak kejadian yang tidak kita inginkan bersama terjadi, mulai dari kita membersihkan lingkungan, kemudian ingatkan pemerintah baik daerah maupun pusat untuk juga berbenah, jangan sampai banjir semakin parah. Tidak ada seorang pun yang berharap bajir yang pernah terjadi di jakarta dan wilayah lain terjadi kembali, yuk kita bersama-sama saling mengingatkan.
#untuk indonesimaju#untuk indonesiabebaskorupsi#untuk indonesibebasbanjir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H