Di Desa Sungai Belah kini ada sebuah sekolah dasar negeri, madrasah tsanawiyah, dan SMA terbuka. Dikatakan terbuka karena sekolah ini buka hanya pada Jumat dan Sabtu.
Warga di sini juga berupaya menjaga kelestarian lingkungan. Beberapa tahun lalu mereka mendirikan Duano Peduli Mangrove. Kawasan mangrove di Desa Sapat mereka lestarikan lagi sehingga kembali menjadi habitat kerang, kepiting, dan hutan. "Sekarang warga di sana bisa memperoleh hasil sampai Rp 5 juta per bulan sebagai nelayan di situ," katanya.
Hasanuddin juga menegaskan mereka terus menjaga hutan mangrove dari penebangan liar. "Memang masih ada juga orang nakal yang melakukan pencurian kayu, tapi jumlahnya tidak besar," ungkapnya.
Menariknya tahun lalu ada seorang ahli dari Amerika Serikat yang tinggal di Bali mengatakan wilayah mereka merupakan kawasan blue carbon yang sangat baik. Ada sekitar seratusan hektare. Karena itu, warga desa ini diharapkan terus menjaga kelestarian lingkungannya. (irwan e siregar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H