Terminal truk yang dibangun bisa dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang melibatkan warga setempat. Misalnya membuat SPBU, rumahmakan, pusat perbelanjaan, penginapan, sarana rekreasi/hiburan, bahkan juga panti pijat tradisional.
Selain itu, Pemko Dumai dan warga bisa menangguk rezeki dari kapal-kapal tanker yang sedang antre menunggu pemuatan CPO dan minyak bumi. Yakni dengan membuat pasar terapung yang menjual aneka kebutuhan awak kapal. Serta mengadakan ojek sampan untuk transportasi dari pelabuhan ke kapal.
Agaknya banyak lagi peluang yang dapat dilakukan di Dumai. Sebagai kawasan di Selat Malaka yang padat dengan pelayaran internasional, Dumai juga bisa membuat depo untuk penjualan air bersih dan BBM yang melintas di sana. Sebab di Singapura harganya bisa lebih mahal. Selain itu Dumai bisa membuat galangan kapal, sehingga kapal yang akan diperbaiki tidak harus antre panjang di Singapura.
Yang juga harus dilakukan Dumai ialah menerobos peluang dagang dengan Melaka, Muar, Negeri Sembilan, dan juga Port Klang yang berseberangan. Kalau dulu ada perdagangan lintas batas, mengapa sekarang tak dilanjutkan.
Sering diberitakan saudara di seberang membutuhkan kelapa dalam jumlah banyak. Boleh jadi karena semua lahan di sana sudah menjadi kebun sawit. Nah, seharusnya peluang ini yang ditangkap warga Dumai. Bahan baku bisa diambil dari Indragirihilir/Riau, Pariaman/Sumatera Barat, dan juga Sumatera Utara dan Jambi.
Harapan Dumai untuk dapat lebih maju lagi sebenarnya masih tetap ada. Tinggal lagi kemauan dari pemerintah setempat dan warga untuk menangkap peluang yang masih banyak tersaii. Semoga. (irwan e siregar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H