Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Awas! Gajah Melenggang di Jalan Tol

21 Februari 2022   14:45 Diperbarui: 21 Februari 2022   14:46 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GAJAH kini ikut menjadi pemakai jalan tol. Setidaknya itu yang dilakukan seekor gajah di ruas jalan tol Permai (Pekanbaru - Dumai), Senin pagi, 14 Februari lalu.

Tanpa membayar tol atau menempelkan kartu E-Toll di pintu masuk, hewan bertubuh besar ini tampak melenggang di Km 73 + 250 meter. Hal ini tentu saja menimbulkan kekagetan para pemakai jalan. Untunglah saat itu tidak ada kendaraan yang melaju kencang.

Menurut Siaran Pers yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), begitu mendapat laporan dari pengelola jalan tol, pihaknya pun segera turun tangan. Melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama pihak terkait menyiapkan langkah pengamanan jalur lintas gajah di KM 69 -- KM 74 Tol Pekanbaru-Dumai.

Berdasarkan hasil pengecekan di lokasi, gajah liar yang diketahui bernama Condet tersebut berasal dari arah Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil. Dia berjalan tidak melalui terowongan pada Kilometer 72, karena pada malam harinya telah turun hujan yang lebat. 

Terowongan tersebut, yang merupakan aliran air, tertutup oleh limpahan air hujan sampai batas menutup jembatan di atasnya. Karena tak bisa memintas, Gajah Condet pun memilih lewat dari jalan tol. Ia keluar dengan cara merobohkan pagar bagian atas dan  menyeberangi jalan tol menuju kawasan Suaka Balai Raja.

Plt. Kepala Balai Besar KSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara, menyampaikan pihaknya telah melakukan pertemuan bersama para pihak pada Kamis (17/2/2022), di Kantor Balai Besar KSDA Riau. Dari rapat tersebut, disepakati untuk kedepannya akan ditingkatkan komunikasi antar pihak dan melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Kami akan melakukan pembahasan lebih lanjut dengan pihak Perencana Pembangunan Jalan Tol (pusat) guna membahas efektifitas underpass dan pagar pembatas ruas jalan tol pada jalur lintasan gajah, agar pada saat musim hujan underpass tetap dapat dilalui gajah dan gajah tidak melintas pada ruas jalan. Yang terdekat, akan dilakukan pembersihan pada underpass yang mengalami pendangkalan," kata Fifin.

Untuk mencegah gajah melintasi jalan tol, akan dilakukan penanaman pengkayaan pakan gajah jenis Pisang di luar pagar pengaman di sepanjang jalur lintasan gajah. Sedangkan, pada kanan kiri ruas jalan tol yang menjadi lintasan gajah, akan dilakukan penanaman tanaman yang tidak disukai gajah.

Sebagai pengamanan di area badan tol, akan dibuat marka kejut / rubber strip sebagai peringatan pada pengguna jalan agar mengurangi kecepatan pada jalur lintasan gajah. Selanjutnya, akan dibahas tentang rencana pembuatan pagar besi pengaman pada kanan kiri ruas jalan tol yang menjadi jalur lintasan gajah, agar gajah tidak dapat melintas pada ruas jalan tol.

"Kami juga akan melakukan optimalisasi pemantauan GPS Collar melalui Whatsapp group antara Balai Besar KSDA Riau, PT. Hutama Karya dan Rimba Satwa Fondation (RSF) guna memudahkan pemberian informasi arah pergerakan gajah. Saya kira perlu juga disusun SOP Mitigasi Interaksi Gajah dengan operasional Tol Pekanbaru Dumai," terang Fifin.

Menurut catatan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia di Riau, jumlah gajah di Balai Raja kini tinggal lima hingga tujuh ekor. Seekor gajah bernama Dita mati beberapa tahun lalu. Pada 2014 disebutkan masih ada 25 ekor gajah di sana.

Kawasan konservasi Balai Raja yang jadi habitat satwa dilindungi tersebut awalnya ditetapkan seluas 18.000 hektare. Namun kini diperkirakan tinggal tersisa sekitar 150 ha. Selebihnya telah berubah fungsi menjadi kebun sawit, dan juga jalan tol.

Gajah akhirnya kini sering jadi musuh bagi pekebun sawit. Untuk menghalaunya, ada yang dengan menjerat bahkan juga meracun. Kehadiran jalan tol juga membuat kenyamanan hewan yang dilindungi ini menjadi semakin terusik di habitatnya sendiri.

Padahal, gajah memiliki wilayah edar yang akan terus dijalani sepanjang waktu. Makhluk bertubuh bongsor ini akan selalu mendatangi kawasan edarnya, meskipun telah beralih fungsi menjadi kebun sawit dan jalan tol. Hal inilah yang menyebabkan konflik antara gajah dan manusia tidak akan pernah usai. Semoga jangan sampai akhirnya gajah mati meninggalkan kenangan semata bagi generasi mendatang. (irwan e siregar)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun