Mineral zeolit mulai dikenal luas masyarakat Indonesia setelah diperkenalkan oleh Pusat Penelitian Teknologi Mineral tahun 80-an. Sebelumnya zeolit hanya dikenal sebagai batu tempel berwarna kehijauan untuk hiasan dinding yang ditempel pada tembok.Â
Dengan makin banyaknya penelitian tentang pemanfaatan zeolit untuk berbagai keperluan, khususnya di bidang pertanian, lambat-laun zeolit mulai populer di masyarakat termasuk di pedesaan sebagai bahan campuran pupuk dan pembersih air pada tambak udang dan kolam ikan.
Zeolite memiliki sifat fisika dan kimia penting, antara lain: derajat hidrasi yang tinggi, volume ruang kosong tinggi, struktur kristal stabil bila dipanaskan, mempunyai kemampuan menukar kation, ukuran pori yang seragam yang menyebakan dapat digunakan sebagai penapis molekul (molecular sieve), kemampuan menyerap gas dan sifat katalitik (Al-jabri et al 2014).
Zeolit sebagai Bahan Media Tumbuh Tanaman
Akhir-akhir ini telah dicapai sukses besar dalam penggunaan zeolit. Pada awalnya, penggunaan zeolit sebagai media tumbuh tanaman (MTT) dilakukan oleh seorang peneliti Bulgaria dengan cara mencampur zeolit dengan gambut dan vermikulit sebagai MTT hortikultura di rumah kaca. Media tumbuh tersebut dinamakan zeo-ponik.Â
Media zeoponik memperlihatkan kualitas yang sangat baik dibandingkan dengan media lain. Kemudian penggunaan zeolit sebagai MTT berkembang pesat di Jepang.Â
Para petani menggunakan media tersebut untuk mengembangkan bibit tanaman sayuran dan bunga. Bahkan mereka menanam tanaman pot dengan media zeolit. Mereka mencampur zeolit dengan gambut dan bahan-bahan lain sebagai media zeolit (Suwardi et al., 2002).
Manfaat Zeolit pada Bidang Pertanian
Pemanfaatan zeolit dalam bidang pertanian telah lama populer di Jepang. Para petani menggunakan zeolit untuk menjaga kelembaban tanah. Setiap 1 gram zeolit alam dapat mengabsorpsi lebih dari 1 meq ion amonium dan ion kalium yang terkandung dalam pupuk, dan melepaskannya ion-ion tersebut secara bertahap ke dalam tanah (desorpsi). Secara umum, ada beberapa manfaat zeolit dalam pertanian, antara lain:
- Memperbaiki kondisi tanah, baik kondisi fisik, kimia, maupun biologi tanah. Penambahan zeolit akan menambah jumlah zat basa seperti K+, Na+, Ca2+ dan Mg2+ dan kapasitas penukaran kation dari tanah. Zeolit juga memperbaiki agregasi tanah, sehingga pori-pori tanah akan bertambah.
- Meningkatkan kandungan hara tanaman, yaitu dengan adanya kandungan unsur mikro dan makro pada zeolit
- Mengurangi keracunan logam berat dan tingkat kelarutan ion Fe (besi) dan Al (aluminium)
- Melepaskan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman secara teratur dan perlahan
- Mengurangi hilangnya pupuk karena terbawa air  (Suwardi et al., 2009).
Cara Aplikasi dan Mekanisme Kerja Zeolit
Zeolit dapat langsung dicampur dengan pupuk khusunya urea sebelum ditebarkan atau diberikan ke lahan pertanian. Campuran zeolit dan urea 1:1 merupakan perbandingan yang direkomendasikan.Â
Zeolit juga dapat dicampurkan dengan pupuk urea sebelum dibuat pupuk urea granul. Jumlah 30% zeolit merupakan jumlah yang telah dipakai oleh banyak industri pupuk.Â
Cara ini dapat menghemat penggunaan zeolit dengan hasil produksi yang cukup baik. Hasil-hasil penelitian di atas sebagian besar dilakukan dengan cara mencampur zeolit dengan pupuk.
Cara lain adalah dengan mencampur zeolit dengan pupuk bahan kompos sebelum proses pengomposan. Zeolit dapat meningkatkan mutu kompos dan dapat mengurangi bau kompos pada saat proses dekomposisi. Jumlah zeolit yang diberikan antara 10-30% bahan kompos. Pemberian kompos yang mengandung zeolit dalam jangka panjang akan meningkatkan kandungan zeolit di lahan pertanian.
Penggunaan zeolit untuk tanah pertanian masih relatif kurang dimanfaatkan, hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya informasi yang diterima oleh para petani tentang kegunaan zeolit untuk meningkatkan kesuburan tanah (Jamila et al., 2012).
Sumber :
Al-Jabri, M., & Soegianto, R. (2014). Teknologi zeolite untuk pengembangan pertanian yang sangat menjanjikan. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian, 500--508.
Jamilah., Safridar, N. (2012). PENGARUH DOSIS UREA , ARANG AKTIF DAN ZEOLIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH ( Oryza sativa L .) Effect of Urea , Active Charcoal , and Zeolite on Growth and Yield of Rice ( Oryza sativa L .) Jamilah dan Nuryulsen Safridar. Jurnal Agrista, 16, 153--162.
Suwardi. (2009). Teknik Aplikasi Zeolit Di Bidang Pertanian sebagai Bahan Pembenah Tanah. Jurnal Zeolit Indonesia Vol 8 (1), hal. 33-38
Suwardi. (2002). Prospek Pemanfaatan Mineral Zeolit di Bidang Pertanian. Jurnal Zeolit Indonesia, 1(1), 5--12.