Kemajuan ilmu pengetahuan bergantung pada penelitian dan penemuan baru. Institusi atau lembaga tertentu harus melakukan riset untuk dapat membuat barang atau jasa. Pengertian riset atau penelitian ini sangat erat berhubungan dengan basis data, informasi, penulisan artikel, proses menganalisa data,dokumentasi dan sebagainya. Untuk menjadi negara maju, ekosistem kebijakan yang berfokus pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi harus terus diperluas. Pengambil kebijakan juga harus memprioritaskan pertumbuhan ekosistem tersebut.
Untuk kemajuan sebuah negara, inovasi menjadi sangat penting. Sebagai contoh Korea Selatan, yang berkembang dari negara miskin menjadi negara maju berkat inovasi. Dia menyatakan bahwa teknologi yang murah dan dapat diterapkan di pasar merupakan bagian penting dari inovasi. Tanpa kesuksesan di pasar, teknologi tersebut tidak dapat dianggap sebagai inovasi (Ki-Seok Kwon, 2021).
Kwon mengatakan bahwa beberapa hal yang diperlukan untuk kesuksesan inovasi adalah kepemimpinan pemerintah, kepemimpinan CEO perusahaan dalam pengembangan teknologi, dan dukungan negara melalui kebijakan dan anggaran. Selain itu, pengembangan teknologi berbasis pasar, mengutamakan kemampuan produksi daripada inovasi teknologi, dan memanfaatkan jaringan infrastruktur yang tersebar di seluruh dunia. Semua ini dapat berjalan dengan baik jika dibantu oleh sumber daya manusia yang berkualitas, pembelajaran yang berfokus pada teknologi, dan perbaikan sistem pendidikan yang mengutamakan inovasi.
Banyak negara maju dan berkembang telah mengalami kemajuan dalam riset dan teknologi. Namun, penelitian dan teknologi Indonesia masih di bawah standar negara lain. Karena hal ini, Indonesia mulai berbenah diri dan mengembangkan pembangunan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mencoba menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Ini sejalan dengan pernyataan Bacharrudin Jusuf Habibie, yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikembangkan di Indonesia adalah iptek yang dapat menyelesaikan masalah bangsa Indonesia dalam waktu singkat.
Tim R&D World memperkirakan investasi sebesar $2,476 triliun dalam upaya pengembangan riset di seluruh dunia pada 2022, peningkatan 5,43% dari $2,348 triliun yang dibelanjakan pada tahun sebelumnya. Amerika Serikat menempati posisi pertama dengan pengeluaran kotor US$679,4 miliar untuk riset, meningkat dari US$643,8 miliar pada 2021. Pada 2022, rasio anggaran riset AS diperkirakan mencapai 3,07% dari PDB.Â
Kedua, China mengeluarkan US$551,1 miliar dalam pengeluaran kotor untuk penelitian dan pengembangan, meningkat dari anggaran sebelumnya sebesar US$507 miliar pada 2021. Ketiga, Jepang mengeluarkan US$182,2 miliar dalam pengeluaran kotor pada 2022, yang juga meningkat dari anggaran sebelumnya sebesar US$176,6 miliar pada 2021. Jerman berada di urutan keempat dengan pengeluaran kotor riset sebesar US$143,1 miliar pada 2022 dan US$106,1 miliar pada 2023. Sedangkan rasio penganggaran riset terhadap PDB di Indonesia paling rendah, hanya 0,24% pada 2022, menurut R&D World.
Salah satu hasil dari riset adalah publikasi, jumlah publikasi Indonesia terindeks global dari 1996 hingga 2016 mencapai 54.146 publikasi, menurut data SCImago. Peringkat Indonesia untuk jumlah dokumen yang terpublikasi internasional pada tahun 2016 menempati peringkat 45, jauh di bawah peringkat dari Singapura, Thailand, dan Malaysia. Indonesia berada di urutan ke-11 di kawasan Asia, dan di urutan ke-4 di ASEAN.
Di Indonesia pemerintah memberikan dukungan pendanaan yang mensyaratkan keberhasilan riset, maka peneliti menjadikan penerbitan di jurnal sebagai tujuan riset mereka. Padahal semestinya hasil riset berlanjut ke produksi, agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Indonesia sendiri mempunyai berbagai Lembaga riset yang mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda-beda beberapa diantaranya yaitu :
- BPPT
Pemerintah non-kementerian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menangani pengembangan dan penerapan teknologi. BPPT bekerja untuk membangun mitra dengan industri dan masyarakat untuk menghasilkan produk inovatif dan unggul. Di wilayah Puspiptek, BPPT memiliki 34 Pusat atau Balai Litbang.
- Batan
Lembaga non-kementerian pemerintah, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bertanggung jawab atas pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop, dan radiasi, serta aplikasi IPTEK nuklir di bidang pangan, energi, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, obat-obatan, kebumian, kelautan, lingkungan, dan manufaktur.
Di wilayah Puspiptek, ada sepuluh pusat penelitian. Reaktor G.A. Siwabessy, yang dibangun pada tahun 1983, merupakan pusat penelitian terbesar. Reaktor ini digunakan untuk melakukan penelitian di berbagai bidang, termasuk kenukliran, kesehatan, material maju, bahan bakar nuklir, dan limbah nuklir.
- LIPI
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggung jawab atas pelaksanaan penelitian dalam bidang ilmu kebumian, ilmu hayati, ilmu teknik, ilmu sosial dan kemanusiaan, serta jasa ilmiah.
- BRIN
BRIN adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi. BRIN juga memantau, mengawasi, dan menilai fungsi dan tanggung jawab Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mendirikan lembaga ini.
Pada awalnya, BRIN bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Namun, Presiden Joko Widodo menetapkan BRIN sebagai satu-satunya badan penelitian nasional pada 5 Mei 2021 dengan menandatangani Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2021.Â
Semua badan penelitian nasional Indonesia, termasuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), digabungkan menjadi BRIN sebagai akibat dari peraturan tersebut. BRIN bukan lagi bertindak sebagai regulator, tetapi fungsi regulasi tetap berada di kementerian. Â
Pemerintah memberikan dana sebesar Rp 6,09 triliun untuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) tahun 2022, dengan rincian Rp 3,03 triliun untuk program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi dan Rp 3,06 triliun untuk program dukungan manajemen.BRIN memiliki dua belas Organisasi Riset (OR).Â
OR adalah organisasi non-struktural yang melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan teknis, invensi dan inovasi, ketenaganukliran, dan/atau penilaian. Pada tahun 2022, OR bertanggung jawab atas fungsi riset di BRIN, sesuai dengan peran kampus di kemendikbudristek. Berikut adalah organisasi riset (OR) yang ada di BRIN :
- Kebumian dan maritim
- Pertanian dan pangan
- Elektronika dan informatika
- Hayati dan lingkungan
- Penerbangan dan Antariksa
- Kesehatan
- Energi dan manufaktur
- Tenaga nuklir
- Ilmu pengetahuan sosial dan humaniora
- Arkeologi, Bahasa dan sastra
- Tata Kelola pemerintahan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
- Nanoteknologi dan material
Salah satu yang akan kita bahas lebih lanjut yaitu organisasi riset Nanoteknologi dan material lebih tepatnya pusat riset kimia maju. Pusat riset kimia maju berfokus pada riset mengenai bidang ilmu kimia ada berbagai kelompok riset yang ada di pusat riset kimia maju, seperti kimia katalis, kimia surfaktan, kimia proses, termokimia, kimia organik, biokimia, dan lain-lain.
Sumber:
Agus Triyono. (2020). RISET PENYIARAN (Teori dan Praktek). 1--129.
Masriatini, R., & Fatimura, M. (2018). Pemanfaatan Karbon Aktif Sebagai Penyerap Ion Besi. Jurnal Redoks, 3(2), 51--54. https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/view/3335
Brin.go.id. (2022, 07 Oktober). Profil Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://www.brin.go.id/page/6/profil
Databoks.katadata.co.id. (2023, 03 April). 10 Negara dengan Anggaran Riset Terbesar pada 2022, Bagaimana Posisi Indonesia?. Diakses pada 25 Juni 2023, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/04/03/10-negara-dengan-anggaran-riset-terbesar-pada-2022-bagaimana-posisi-indonesia
Ksi-indonesia.org. Â (2021,22 Desember). Riset Bidang Iptek dan Inovasi adalah Kunci Menjadi Negara Maju. Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://www.ksi-indonesia.org/id/wawasan/detail/2520-riset-bidang-iptek-dan-inovasi-adalah-kunci-menjadi-negara-maju
Litbang.kemendagri.go.id. (2017, 05 September). Kondisi Penelitian di Indonesia. Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://litbang.kemendagri.go.id/website/kondisi-dunia-penelitian-di-indonesia-2/
Voaindonesia.com. (2022, 29 Desember). Riset Stagnan, Peneliti Indonesia Bekerja Seperti Pegawai Negeri. Diakses pada 26 Juni 2023, dari https://www.voaindonesia.com/a/riset-stagnan-peneliti-indonesia-bekerja-seperti-pegawai-negeri-/6896025.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H