Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memupuk Semangat Nasionalisme Pada Generasi Muda di Era Digital

1 Juni 2024   20:14 Diperbarui: 1 Juni 2024   20:53 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemuda merupakan tulang punggung sebuah bangsa. Mereka adalah pemegang estafet kepemimpinan di masa depan yang akan menentukan arah dan citra bangsa ini.

Oleh karena itu, memupuk semangat nasionalisme pada generasi muda adalah suatu keniscayaan agar nilai-nilai luhur bangsa tetap terjaga dan terpelihara.

Di era digital saat ini, generasi muda dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Kecanggihan teknologi informasi membuat mereka terpapar berbagai informasi dan budaya asing yang bisa mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Jika tidak diarahkan dengan baik, hal ini berpotensi merenggut identitas kebangsaan mereka.

Perlu diakui, saat ini banyak generasi muda yang kurang memahami sejarah dan perjuangan para pendahulu bangsa. Mereka cenderung terlena oleh kemajuan zaman dan kehidupan serba instan.

Semangat juang, rasa cinta tanah air, dan idealisme mulai luntur terkikis. Fenomena ini harus disikapi dengan bijak agar tidak berkelanjutan.

Melalui tulisan ini, izinkan saya menyampaikan beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut:

Pertama, jalur pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda. Kurikulum pendidikan tidak hanya menekankan aspek akademis, tetapi juga harus mengintegrasikan materi sejarah, kebudayaan, dan nasionalisme Indonesia secara kuat. Dengan demikian, generasi muda mendapat bekal pengetahuan yang komprehensif tentang akar budaya dan perjuangan bangsa.

Kedua, peran keluarga sebagai lingkungan terdekat sangat krusial. Orangtua harus berperan sebagai teladan yang menghidupi nilai-nilai luhur kebangsaan dan menanamkannya kepada anak-anak sejak dini.

Keteladanan di lingkungan keluarga akan membentuk karakter dan pola pikir anak yang nantinya akan tercermin dalam perilaku mereka di masyarakat.

Ketiga, keterlibatan generasi muda dalam kegiatan-kegiatan kebangsaan perlu ditingkatkan. Mereka harus dilibatkan dalam perayaan hari-hari besar nasional, upacara bendera, bakti sosial, dan kegiatan lain yang memperkuat rasa kebangsaan. Partisipasi aktif akan meningkatkan apresiasi dan kecintaan mereka terhadap tanah air.

Keempat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu mengoptimalkan peran media dan platform digital dalam menyebarkan konten-konten positif yang mengedukasi generasi muda tentang nilai-nilai kebangsaan. Media sosial, aplikasi edukasi, dan kanal-kanal digital lainnya bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan nasionalisme secara kreatif dan menarik bagi kaum milenial.

Kelima, pemuda sendiri harus memiliki kesadaran dan inisiatif untuk mempelajari sejarah dan budaya bangsa. Mereka tidak boleh bersikap apatis dan menunggu untuk diberi, tetapi harus proaktif mencari informasi, membaca, dan berdiskusi. Semangat ingin tahu dan kesadaran diri akan menuntun mereka menjadi generasi yang berkarakter dan mencintai bangsanya.

Selain itu, para pemuda juga harus memanfaatkan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik praktis secara positif. Mereka bisa berpartisipasi dalam organisasi kepemudaan, menjadi relawan di lembaga swadaya masyarakat, atau bahkan menjadi kader di partai politik. Keterlibatan ini akan meningkatkan kepekaan mereka terhadap isu-isu kebangsaan dan memupuk semangat untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Namun, perlu diingat bahwa keterlibatan politik harus dilandasi oleh pemahaman yang benar tentang ideologi dan nilai-nilai Pancasila. Generasi muda harus menghindari sikap ekstremisme, radikalisme, dan perpecahan yang justru akan merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa.

Tantangan besar lainnya adalah menjaga netralitas dan independensi pemuda dari kepentingan-kepentingan politik praktis jangka pendek. Mereka tidak boleh terjebak dalam permainan politik kotor dan kekuasaan semata. Sebaliknya, pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mengawal proses demokrasi yang sehat, bermartabat, dan berintegritas.

Di sisi lain, para pemangku kepentingan seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga pemerintah juga harus memberikan ruang yang lebih luas bagi keterlibatan dan aspirasi generasi muda. Mereka harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara. Dengan demikian, generasi muda akan merasa dihargai dan termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan bangsa.

Pada akhirnya, memupuk semangat nasionalisme pada generasi muda merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.

Pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, media massa, dan masyarakat secara umum harus bersinergi dan berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya rasa cinta tanah air pada diri pemuda.

Hanya dengan cara demikian, Indonesia akan memiliki generasi penerus yang berkualitas, berkarakter, dan memiliki semangat juang tinggi untuk membawa bangsa ini menuju kejayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun