Seperti diungkapkan oleh Pusat Studi Literasi Nasional (National Center for Literacy Studies), "Literasi memberikan kekuatan kepada individu untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan mengambil keputusan informasi tentang kehidupan mereka sendiri" (NCFL, 2008). Individu yang memiliki kemampuan literasi yang baik akan lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan sehari-hari, seperti membaca dan memahami kontrak, mengisi formulir, atau mengikuti petunjuk arah.
Selain itu, kemampuan menulis juga dapat menjadi alat untuk mengekspresikan diri dan merefleksikan pengalaman hidup. Seperti dikatakan oleh penulis dan filsuf bell hooks, "Menulis adalah salah satu cara untuk menjadi diri kita sendiri" (hooks, 1994).
Dengan menuangkan pikiran dan perasaan melalui tulisan, individu dapat meningkatkan pemahaman diri, mengelola emosi, dan menemukan makna dalam kehidupan mereka.
Peran Orang Tua dan Guru dalam Mengembangkan Literasi Baca Tulis
Pengembangan literasi baca tulis harus dimulai sejak dini dan melibatkan upaya kolaboratif antara orang tua dan guru. Orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan kecintaan terhadap membaca dan menulis pada anak-anak mereka.
Seperti dinyatakan dalam penelitian oleh National Literacy Trust (NLT), "Keterlibatan orang tua dalam kegiatan literasi di rumah memiliki dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan literasi anak-anak" (NLT, 2018).
Orang tua dapat menciptakan lingkungan yang kaya akan bahan bacaan, membacakan cerita sebelum tidur, dan mendorong anak-anak untuk menulis jurnal atau menuangkan ide-ide mereka dalam bentuk tulisan.
Dengan memberikan contoh dan menciptakan suasana yang mendukung, orang tua dapat membantu menanamkan kebiasaan membaca dan menulis yang positif pada anak-anak mereka.
Di sisi lain, guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan instruksi yang efektif dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan literasi baca tulis.
Seperti direkomendasikan oleh Pusat Penelitian Pendidikan Internasional (Center for International Education Research), "Guru harus menggunakan strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan menciptakan suasana kelas yang aman dan mendukung" (CfIER, 2021).
Guru juga dapat mengintegrasikan kegiatan membaca dan menulis dalam berbagai mata pelajaran, memberikan tugas-tugas yang menantang dan menarik, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam literasi baca tulis.