Jika platform mereka cenderung lebih moderat dan inklusif, maka koalisi sementara dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengakomodasi berbagai kepentingan.
Ketiga, kandidat harus menilai kekuatan dan basis pendukung masing-masing partai dalam koalisi. Jika terdapat partai yang mendominasi koalisi, maka koalisi permanen dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk menjaga keseimbangan kekuatan dan mencegah dominasi satu partai.
Terakhir, kandidat perlu mempertimbangkan siklus pemilihan dan prospek mereka dalam pemilihan mendatang. Jika mereka berencana untuk mencalonkan diri kembali dalam Pilkada berikutnya, maka koalisi permanen dapat membantu membangun basis pendukung yang solid dan program kerja yang berkelanjutan.
Pada akhirnya, keputusan untuk merajut koalisi permanen atau sementara merupakan pilihan strategis yang harus diambil oleh kandidat calon kepala daerah dalam menghadapi Pilkada serentak 2024.Â
Tidak ada satu pendekatan yang sempurna, namun dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, kandidat dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kondisi politik lokal, platform mereka, dan tujuan jangka panjang dalam membangun pemerintahan yang efektif dan stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H