Namun, Mauritius tidak hanya berhasil menciptakan sistem pendidikan yang merata dan berkualitas, tetapi juga mampu mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspek pembelajaran.
Contoh nyata dari presiden ke-6 mereka sendiri, Dr. Ameenah Gurib-Fakim, yang memiliki latar belakang pendidikan dan penelitian yang cemerlang dalam bidang ilmu kimia organik, menunjukkan bahwa integritas dan keunggulan akademis dapat bersatu dalam pemimpin yang bertanggung jawab.
Keberhasilan Mauritius dalam membangun sistem pendidikan yang efektif dan berkeadilan juga tercermin dalam pencapaian ekonomi dan sosial negara tersebut.Â
Meskipun tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti minyak atau pertambangan, Mauritius mampu menjadi negara terkaya di Afrika berkat sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, sektor industri pertanian yang maju, dan pariwisata yang berkembang pesat. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan bukanlah biaya, melainkan investasi yang memberikan pengembalian yang besar bagi pembangunan negara.
Selain itu, Mauritius juga menunjukkan bahwa toleransi dan keragaman dapat menjadi kekuatan dalam membangun negara yang damai dan sejahtera. Meskipun umat Islam merupakan minoritas di negara ini, rakyat Mauritius mampu memilih seorang wanita muslimah sebagai presiden mereka tanpa terjerumus dalam konflik agama atau sektarianisme. Ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengisi kepala dengan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang inklusif dan toleran.
Penting untuk dicatat bahwa kesuksesan Mauritius dalam bidang pendidikan tidak terjadi secara instan atau tanpa tantangan. Negara ini harus melewati berbagai rintangan dan kompromi untuk mencapai tingkat kesuksesan yang mereka nikmati saat ini.
Namun, kisah sukses Mauritius memberikan inspirasi bagi negara-negara lain, terutama di Afrika, untuk berinvestasi dalam pendidikan sebagai kunci untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.