Gaya hidup frugal, atau frugal living, telah menjadi pusat perhatian dalam percakapan seputar manajemen keuangan personal.
Sebagian orang melihatnya sebagai tindakan bijak yang memungkinkan penghematan yang signifikan, sementara yang lain menganggapnya sebagai bentuk ketidakpantasannya.
Pertanyaannya adalah, apakah frugal living adalah pilihan bijak atau tindakan pelit dalam mengelola keuangan?
Frugal living mengacu pada filosofi hidup hemat yang menekankan pada pengeluaran minimal untuk memaksimalkan tabungan dan investasi.
Pada konteks ini, hidup hemat bukan sekadar tentang membeli barang atau layanan yang paling murah, tetapi tentang membuat pilihan yang paling bijaksana secara finansial.
Prinsipnya mencakup pengurangan pengeluaran yang tidak perlu, memperbaiki kebiasaan pengeluaran, dan fokus pada kebutuhan daripada keinginan.
Sebagian besar pendukung frugal living menganggapnya sebagai strategi keuangan yang cerdas.
Mereka percaya bahwa dengan mengurangi pengeluaran yang tidak penting, mereka dapat mengalokasikan lebih banyak uang untuk tabungan, investasi, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang mereka.
Frugal living juga mengajarkan nilai kesederhanaan dan penghormatan terhadap sumber daya yang terbatas.
Namun, ada pandangan yang berlawanan yang menyebut frugal living sebagai tindakan pelit. Mereka berpendapat bahwa menekan pengeluaran hingga ke titik ekstrem dapat mengorbankan kualitas hidup dan kenikmatan.