Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Politik Uang: Menjual Demokrasi, Membeli Kekuasaan

2 Februari 2024   12:09 Diperbarui: 2 Februari 2024   12:09 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pesan lewat gambar mural mengawasi pemilu. (Foto: KOMPAS/HERU SRI KUMORO)

Maka dampaknya, suara-suara minoritas dan kepentingan-kepentingan masyarakat yang rentan seringkali terabaikan dalam proses pembuatan kebijakan.

Untuk mengatasi politik uang, dibutuhkan langkah-langkah tegas dan komprehensif. Pertama-tama, perlu adanya regulasi yang ketat dan penegakan hukum yang efektif terhadap praktik politik uang.

Sanksi-sanksi yang tegas harus diberlakukan bagi mereka yang terlibat dalam praktik korupsi politik.

Selain itu, pendidikan politik juga perlu ditingkatkan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya politik uang.

Masyarakat perlu diberdayakan untuk memilih pemimpin berdasarkan visi, integritas, dan kompetensi, bukan atas dasar uang dan kepentingan pribadi.

Politik uang bukanlah sekadar masalah politik, tetapi juga masalah moral dan etika.

Demokrasi yang sejati hanya bisa terwujud jika suara rakyat didengar dan dihargai, bukan dijual kepada yang tertinggi bidder.

Hanya dengan memberantas politik uang, kita dapat mengembalikan martabat dan integritas demokrasi sebagai benteng terakhir keadilan bagi semua.

Pengaruh politik uang terhadap stabilitas politik dan keberlanjutan demokrasi tidak bisa diabaikan.

Praktik ini menciptakan ketidaksetaraan dalam akses terhadap kekuasaan politik dan pembuatan kebijakan.

Para pemimpin yang terpilih berdasarkan uang cenderung lebih memperhatikan kepentingan kelompok-kelompok yang mendanainya daripada kepentingan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun