Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Rivalitas Fanatisme di Balik Supporter Sepak Bola Indonesia

1 Februari 2024   18:43 Diperbarui: 1 Februari 2024   18:55 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertandingan bukan lagi soal bola, tetapi tentang memenangkan hati dan harga diri di antara sesama pendukung. (Foto: Ahmad Yani Ali/Sediksi.Com)

Terlepas dari semangat mendukung, tindakan-tindakan agresif dan tidak terpuji sering kali menghiasi pertandingan, merusak citra olahraga yang seharusnya mempersatukan.

Pertanyaannya, mengapa fanatisme ini begitu kuat di Indonesia? Mungkin karena sepak bola adalah bagian integral dari identitas dan kebanggaan nasional.

Tim sepak bola menjadi simbol solidaritas dan kejayaan, sehingga dukungan terhadap mereka menjadi semacam kewajiban yang tak tertulis.

Namun, waktunya bagi kita untuk meninjau kembali makna sejati dari dukungan.

Dukungan sejati bukanlah tentang menunjukkan kebencian kepada lawan, tetapi tentang merayakan keindahan permainan itu sendiri.

Saatnya bagi kita untuk mengubah dinamika rivalitas menjadi persaingan yang sehat dan menghargai keberagaman dalam preferensi tim.

Kita tidak bisa mengabaikan bahwa sepak bola memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mempersatukan.

Inilah waktunya bagi supporter Indonesia untuk menunjukkan bahwa semangat fanatik mereka dapat diberdayakan untuk membangun, bukan merusak.

Hanya dengan mengubah pola pikir dan tindakan kita, kita dapat mengarahkan rivalitas fanatisme menuju arah yang lebih positif dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun