Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mengubah Paradigma: Dari Jual Beli Suara ke Pemilihan Berdasarkan Nurani

20 Januari 2024   23:33 Diperbarui: 21 Januari 2024   00:12 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan sisa waktu 22 hari menjelang Pemilihan Umum pada 14 Februari 2024, perhatian kita perlu tertuju pada tantangan serius yang dihadapi oleh demokrasi kita.

Salah satu ancaman yang nyata adalah praktik jual beli suara, atau yang lebih dikenal sebagai money politik.

Praktek ini telah terbukti merusak integritas pemilihan umum dan menghancurkan esensi demokrasi sebagai bentuk partisipasi bebas dan adil dari rakyat.

Praktek jual beli suara, atau yang dikenal sebagai money politik, adalah ancaman nyata terhadap demokrasi.

Fenomena ini tidak hanya merusak integritas pemilihan umum, tetapi juga menghambat proses pembangunan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam konteks demokrasi yang seharusnya memberikan suara kepada kandidat yang terpilih berdasarkan dukungan masyarakat, money politik menciptakan lingkungan di mana kepentingan pribadi politisi mendominasi, mengabaikan tugas utama mereka untuk mewakili kepentingan rakyat.

Kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap money politik adalah mereka yang memiliki akses terbatas terhadap pendidikan, informasi, dan peluang ekonomi.

Pendidikan dan kesadaran politik yang rendah membuat mereka lebih mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan oleh politisi yang tidak bermoral.

Masyarakat yang terjebak dalam lingkaran money politik cenderung mengalami kemacetan dalam pembangunan, karena dana publik dialihkan pada proyek-proyek yang tidak efektif atau hanya bermanfaat bagi segelintir orang.

Inilah yang menyebabkan tertundanya perkembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dampak buruk money politik menciptakan lingkungan politik yang korup dan tidak transparan.

Ketika politisi lebih fokus pada upaya memenangkan pemilihan daripada pada pembangunan masyarakat, proyek-proyek pembangunan seringkali hanya menjadi alat untuk memenuhi kepentingan pribadi.

Oleh karena itu, masyarakat harus menyadari bahwa money politik bukan hanya mengancam integritas pemilihan umum, tetapi juga menghambat perkembangan jangka panjang.

Lawan politik uang bukan hanya slogan, tetapi suatu tanggung jawab bersama bagi masyarakat untuk memastikan integritas demokrasi.

Langkah pertama yang perlu kita ketahui bersama adalah menyadari bahwa praktek jual beli suara adalah bentuk penyalahgunaan demokrasi yang tidak dapat diterima.

Pemilih, terutama mereka yang rentan, perlu memahami pentingnya membuat pilihan berdasarkan nilai-nilai, visi, dan integritas calon, bukan hanya imbalan finansial.

Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan komprehensif dalam pengembangan masyarakat. Peningkatan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, pembangunan ekonomi yang inklusif, dan peningkatan kesadaran politik adalah kunci untuk melibatkan masyarakat secara lebih efektif dalam proses demokrasi.

Selain itu, perlunya melibatkan kelompok masyarakat rentan dalam perumusan kebijakan dapat membantu memastikan bahwa kepentingan mereka diakomodasi dengan adil.

Para pemilih yang terdidik dan sadar akan peran mereka dalam proses demokrasi memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kesadaran ini ke seluruh masyarakat.

Melibatkan mereka yang kurang beruntung dalam dialog politik dan memberikan akses lebih banyak terhadap informasi dan pendidikan politik dapat membantu merubah dinamika dan memberdayakan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Money politik tidak hanya merugikan dalam konteks pemilihan umum, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang pada proses pembangunan.

Hanya dengan menolak jual beli suara dan memilih berdasarkan nurani, kita dapat memastikan bahwa suara kita adalah suara yang membawa perubahan positif.

Pilihan berdasarkan nurani membutuhkan kesadaran akan dampak pilihan kita terhadap masa depan kita sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Ini melibatkan penilaian yang cermat terhadap program, visi, dan komitmen calon, tanpa terpengaruh oleh imbalan finansial yang mungkin ditawarkan.

Melibatkan masyarakat dalam perubahan ini memerlukan pengembangan narasi politik yang kuat, menekankan nilai-nilai moral, transparansi, dan pelayanan masyarakat.

Pendidikan politik yang efektif, pelibatan kelompok rentan, dan penggunaan media untuk menyebarkan pesan ini dapat membantu menciptakan lingkungan politik yang lebih sehat dan demokratis.

Hanya dengan mengambil langkah-langkah ini kita dapat memastikan bahwa pemilihan umum benar-benar mencerminkan kehendak rakyat dan mengarah pada pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Lawan politik uang bukan hanya tanggung jawab penyelenggara pemilu, tetapi juga tanggung jawab bersama masyarakat dalam mewujudkan demokrasi yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun