Para kandidat saling melontarkan kata-kata menyerang dengan nada mengejek, memicu penonton untuk bersorak keras. Strait Times juga mencatat intensitas debat, menggambarkan wajah merah dan suara bergetar para kandidat yang mencerminkan betapa seriusnya mereka menjalani pertarungan politik ini.
Meski debat ini memang memperlihatkan sengitnya persaingan antara kandidat, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kandidat memiliki pendukung yang fanatik. Sebagaimana dicatat oleh Strait Times, pendukung-pendukung ini memenuhi aula debat, memberikan semangat kepada kandidat pilihan mereka.Â
Namun, pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah sengitnya debat dan dukungan fanatik dari basis pendukung tersebut benar-benar mencerminkan keunggulan salah satu kandidat?
Dalam menjawab pertanyaan ini, kita perlu merinci beberapa aspek krusial yang muncul dalam debat tersebut. Pertama-tama, isu hukum dan hak asasi manusia yang menjadi fokus utama debat mengungkapkan sejauh mana para kandidat memahami tantangan yang dihadapi oleh negara ini.Â
Bagaimana mereka merespon pelanggaran hak asasi manusia, dan apakah mereka mampu memberikan solusi yang konkrit dan dapat diterapkan?
Kedua, perdebatan mengenai kebijakan kontroversial Mahkamah Konstitusi mengenai batas usia minimum bagi pejabat terpilih menjadi ujian untuk melihat sejauh mana visi dan misi para kandidat.Â
Bagaimana mereka merencanakan untuk membawa perubahan positif dalam struktur politik dan regulasi di Indonesia?
Selanjutnya, saling tuduh antar-kandidat terkait dengan tindakan atau peristiwa masa lalu menyoroti pentingnya integritas dan rekam jejak dalam kepemimpinan. Bagaimana para kandidat menanggapi tuduhan ini, dan apakah mereka mampu meyakinkan pemilih bahwa mereka layak memimpin?
Penting juga untuk mencermati respons para kandidat terhadap isu-isu sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Dalam konteks ini, pernyataan Ganjar Pranowo mengenai kerugian negara dan kebutuhan untuk membangun puskesmas menciptakan titik fokus penting.Â
Bagaimana masing-masing kandidat merencanakan untuk mengatasi masalah ini, dan sejauh mana mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan rakyat?
Untuk itu, meskipun media asing memberikan sorotan yang intens terhadap debat capres Indonesia, menyajikan pandangan-pandangan beragam dari Qatar hingga Australia, Singapura, dan lebih jauh lagi, kita harus mengingat bahwa hasil debat belum tentu mencerminkan keunggulan mutlak salah satu kandidat.Â