Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tegak Lurus di Kopitiam Politik: Kisah Netralitas Aparat Desa dan ASN yang Bikin Geleng-geleng?

11 Desember 2023   23:28 Diperbarui: 12 Desember 2023   01:45 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sambil nyeruput kopi yang enak di senja, mataku tertuju ke ponsel di tangan kanan. Sedang menikmati kopi, tiba-tiba kepikiran sama cerita-cerita di negara kita yang lagi rame ini.

Gue lagi tertarik banget sama yang namanya netralitas ASN dan aparat desa, terutama soal Pemilu 2024. Ada rasa ragu gitu, apakah beneran netral atau enggak, ya?

Eh, tunggu dulu! Ada gosip menarik nih dari Kompas.Com. Ini nih, judulnya : Bawaslu Telusuri Video Viral Oknum Sekdes di Boyolali Minta Warga "Tegak Lurus", Menarik bukan?

Katanya, ada sekdes di kecamatan Nogosari yang dikira intimidasi politik ke warganya. Kejadiannya ketahuan dari video yang viral di Twitter @PartaiSocmed tanggal 8 Desember 2023.

Nah, di video itu keliatan si sekdes minta warganya untuk "tegak lurus." Tegak lurus? Buat gue, ini kayak pertanyaan yang misterius banget. Aduh, penasaran!

Dari laporan Kompas.Com, si oknum sekdes ini seolah-olah ngancam warganya gitu. Wajah-wajah warga yang cemas itu kayak nggak enak banget dilihat. Jadi, jangan-jangan "tegak lurus" ini punya arti politik yang lebih dalam, ya?

Baca juga: Dari

Sambil kita ngerasain setiap tetes kopi, kita dihadapin sama kenyataan bahwa netralitas aparat desa dan ASN lagi diuji. Gimana masyarakat bisa yakin kalo keputusan mereka beneran berdasarkan kepentingan bersama, bukan karena tekanan politik yang bisa aja bikin ketidakadilan?

Bukan main pentingnya netralitas, apalagi dari aparat desa yang seharusnya jadi garda terdepan untuk jaga demokrasi di tingkat lokal. 

Tapi kalo malah ikut campur dalam intimidasi politik, bisa-bisa dasar-dasar demokrasi kita rapuh banget. 

Video ini kayak jadi kaca yang nunjukin sejauh mana netralitas bisa diabaikan demi kepentingan tertentu.


Pemilu 2024 ini jadi momen krusial banget buat ngecek gimana kita sebagai masyarakat bisa pertahankan nilai-nilai demokrasi. Kita juga harus bisa membaca narasi ini dengan pikiran yang terbuka. 

Meskipun video ini bikin khawatir, kita juga perlu tau konteks lebih luasnya. Apa yang mendorong si sekdes sampe melakukan intimidasi politik?

Tapi emang bener sih, kita enggak bisa cuekin kekhawatiran masyarakat yang prihatin. 

Video ini sukses banget bikin gelombang emosi di tengah-tengah kita. Seru banget deh pasang mata ke video ini, dan pertanyaan "tegak lurus" ini beneran jadi api yang nyala-nyala.

Sambil nyisir sisa kopi di cangkir, kita sadar bahwa perjuangan untuk netralitas aparat desa dan ASN itu enggak gampang. Kita sebagai masyarakat harus saling awas dan jaga agar politik nggak merusak esensi pelayanan publik. 

Pemilu 2024 harus jadi panggung kita buat bersama-sama tahan nilai-nilai demokrasi, biar setiap warga negara punya hak yang sama tanpa takut intimidasi.

Terakhir, sambil nunggu kopi habis, mari kita mikir bersama tentang peran kita dalam menjaga demokrasi. 

Mau jadi penonton yang nonton doang, atau mau jadi pahlawan yang ikut beraksi buat pastiin nilai-nilai demokrasi kita bukan cuma omong doang? Gue yakin, kemajuan negara ini ada di tangan kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun