Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mengurai Motif dan Faktor Pemicu KDRT hingga Pembunuhan Terhadap Anak di Negeri Kita

9 Desember 2023   11:53 Diperbarui: 16 Desember 2023   06:36 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat yang masih terjebak dalam norma patriarki seringkali menunjukkan tingkat KDRT yang lebih tinggi, mengakar dalam pandangan bahwa kekerasan adalah wujud kontrol dan kekuasaan.

Melangkah lebih jauh, aspek budaya merasuki perilaku manusia. Apakah ini hasil dari ketidakmampuan kita untuk menilai peran perempuan dan anak-anak dalam masyarakat, ataukah gejala dari beban tradisional yang mewariskan pola perilaku beracun?

Budaya yang menghargai ketegasan dan ketidaksetujuan sebagai bentuk lemah, terkadang mengantar individu kepada jalan yang kelam.

Sementara itu, landasan psikologis pelaku menjadi pusat perhatian.

Mengapa seseorang dapat melampaui batas kemanusiaan, bahkan terhadap anggota keluarganya sendiri?

Psikologi kekerasan domestik mengungkapkan peran penting stres, trauma masa lalu, dan kurangnya keterampilan penyelesaian konflik.

Memahami alur pikiran pelaku adalah langkah kunci untuk merancang pendekatan pencegahan yang efektif.

Terangkai dalam serangkaian pertanyaan etis dan hukum, faktor-faktor ini menjadi pusat penelitian dalam upaya mencegah tragedi berulang.

Bagaimana kita dapat membentuk masyarakat yang lebih aman, yang mengakui bahwa kekerasan adalah bentuk kelemahan, bukan kekuatan?

Bagaimana hukum dapat berperan sebagai penjaga yang efektif dan bukan sekadar pelayan formalitas?

Mengurai motif dan faktor pemicu ini bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan tugas bersama sebagai masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun