Kembali ke rumah, aku menyadari bahwa pulau itu hanyalah simbol. Simbol dari impian, petualangan, dan arti hidup yang terus kita cari. Aku mengerti bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang proses perjalanan itu sendiri.
Dengan hati penuh syukur, aku membuka peti kakek yang kubawa pulang. Di dalamnya, aku menemukan lebih dari sekadar catatan perjalanan dan peta. Ada surat dari kakek untukku.
"Ingatlah, hidup ini adalah anugerah. Setiap detik, setiap napas adalah kesempatan untuk menciptakan kenangan yang berharga. Jangan terlalu fokus pada tujuan akhir, tetapi nikmatilah setiap langkahmu. Kau akan menemukan kebahagiaan saat kau dapat berbagi cinta dan kebaikan dengan orang di sekitarmu."
Aku tersenyum membaca kata-kata kakek. Hatiku dipenuhi rasa syukur dan pengertian. Aku merasa kakek selalu bersamaku, membimbingku melalui setiap perjalanan hidup. Dan sekarang, aku mengerti bahwa impian sejati adalah tentang menciptakan kehidupan yang bermakna dan penuh kasih. Aku, kakek, dan inginku, bersatu dalam sebuah cerita yang takkan pernah pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H