Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Uang Kaget: Antara Praktik Caleg dan Sulap Jin

8 Desember 2023   16:34 Diperbarui: 8 Desember 2023   16:46 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jin seringkali diasosiasikan dengan keberuntungan atau kejutan tak terduga. Dalam beberapa kasus, masyarakat yang mendadak menerima uang secara misterius dianggap sebagai anugerah dari dunia gaib.

Namun, ironisnya, uang kaget dari jin seringkali lebih menimbulkan pertanyaan daripada sukacita.

Ketidakjelasan asal-usul uang dan kebingungan mengenai tujuan sebenarnya menciptakan ketidakpercayaan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Hal ini menciptakan paradoks unik di mana keberadaan uang kaget dari jin, meskipun dianggap sebagai berkah, dapat menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian.

Pentingnya untuk membuka mata kita, terhadap praktik caleg dan sulap uang kaget dari jin menjadi krusial dalam menghadapi pesta demokrasi.

Pendidikan politik yang melibatkan pemahaman akan praktik-praktik politik yang merugikan ini harus menjadi prioritas.

Masyarakat harus dilatih untuk mampu membedakan antara kebijakan substansial dan taktik manipulatif yang menggunakan uang sebagai alat untuk merebut perhatian.

Bagi caleg, integritas dan komitmen pada nilai-nilai demokratis harus ditegakkan.

Politik uang tidak hanya merusak proses pemilihan, tetapi juga mencoreng martabat demokrasi sebagai sistem pemerintahan.

Calon yang benar-benar melayani rakyat tidak memerlukan trik uang kaget untuk diterima, melainkan ide dan komitmen nyata untuk membawa perubahan positif dalam pengabdian.

"Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari praktik caleg dan jin yang menghamburkan uang kaget."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun