Setiap lorong, setiap sudut, dan setiap tangga menjadi pencerita yang membawa kita pada sebuah perjalanan melintasi masa lalu.
Pengalaman tersebut tidak hanya melibatkan indera penglihatan, tetapi juga indera penciuman dan pendengaran.
Mungkin kita dapat membayangkan bau khas ruangan kolonial yang bercampur dengan aroma kopi dan getaran mesin listrik.
Dalam konteks historis, Gedung Aniem juga mencerminkan peran penting listrik dalam membawa kemajuan pada zamannya.
Sebagai pusat distribusi listrik, gedung ini menjadi tulang punggung bagi perkembangan industri dan perkotaan di Surabaya.
Penerangan lampu-lampu listrik di sekitar gedung menjadi simbol kemajuan dan modernitas yang diperkenalkan oleh kolonial Belanda.
Keberadaan Gedung Aniem tidak hanya menciptakan cahaya fisik tetapi juga menandai cahaya perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Melihat Gedung Aniem dari perspektif kontemporer, kita juga dapat memahami tantangan dalam menjaga warisan sejarah.
Di tengah pesatnya perkembangan kota, gedung-gedung bersejarah sering kali terancam oleh modernisasi dan pembangunan baru.
Tetapi, apakah kita harus mengorbankan keberlanjutan sejarah demi kemajuan? Pertanyaan ini mengajak kita untuk merenung tentang pentingnya pelestarian warisan dan bagaimana kita dapat menggabungkan masa lalu dan masa kini.
Gedung Aniem, sebagai kantor PLN, menunjukkan bahwa kita dapat mempertahankan nilai sejarah sambil tetap relevan dengan kebutuhan zaman.