Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jauh dari Sinyal: Guru dan Siswa di Zona Hitam Pendidikan

22 November 2023   11:27 Diperbarui: 22 November 2023   11:38 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begini jadinya, jika akses internet di sekolah jauh dari yang di harapkan bersama dalam mempersiapkan generasi pendidikan unggul (Foto: Tribun Manado)

Di tengah kilauan kemajuan teknologi di era digital ini, masih ada daerah di negeri ini yang terlupakan, tempat di mana sinyal internet seperti bayangan yang tak pernah datang. Di sinilah kisah para guru dan siswa di Zona 'Hitam' Pendidikan dimulai.

Pendidikan adalah kunci menuju masa depan yang cerah, namun, di beberapa sudut terpencil negeri ini, pintu menuju pengetahuan itu terlihat begitu jauh. Di tengah perbincangan tentang revolusi industri 4.0, banyak daerah masih berjuang untuk merasakan getaran internet yang menyala.

Salah satu tuntutan dalam pendidikan saat ini adalah penerapan ujian online bagi peserta didik di seluruh indonesia. Sisi positif dari sistem tersebut nampak terlihat, dimana akan mempermudah sekolah dan para siswa. Namun tidak dengan beberapa sekolah di daerah tertentu.

Seperti halnya, yang terjadi pada 15 April 2023 yang lalu, salah satu sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan ujian akhir sekolah (UAS) di salah satu kebun warga karena minimnya akses terhadap internet di sekolah.

SMA Katolik St Arnoldus Mukun, sekolah yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur adalah bukti dari ketidaksetaraan akses internet di daerah terpencil, yang saat itu menjadi sorotan media lokal maupun nasional.  

Sejarah panjang ketidaksetaraan akses internet di daerah terpencil menciptakan jurang pendidikan yang mendalam. Dengan infrastruktur yang minim dan sinyal yang nyaris tidak terjangkau, guru dan siswa di Zona 'Hitam' Pendidikan berhadapan dengan tantangan monumental.

Seperti halnya kita ketahui bersama, internet bukan semata merupakan sebuah hiburan atau sarana komunikasi. Bagi pendidikan, ini adalah jendela dunia yang membawa pengetahuan tanpa batas. Di daerah terpencil, tanpa akses ini, guru dan siswa kehilangan akses ke sumber daya pendidikan, peluang pembelajaran terkini, dan pelatihan profesional.

Pendidikan berbasis internet dapat membuka pintu bagi metode pengajaran yang lebih interaktif dan inklusif, namun, di Zona 'Hitam' Pendidikan, kekayaan ini tetap menjadi mimpi yang sulit dicapai. Buku tulis dan papan tulis adalah teknologi paling mutakhir yang dapat diandalkan.

Guru di Zona 'Hitam' Pendidikan menjadi pahlawan sejati yang berjuang melampaui keterbatasan. Mereka tidak hanya harus menjadi pengajar tetapi juga harus menjadi penjelajah dalam mencari sumber daya pendidikan terbatas. Pertanyaannya, sejauh mana tanggung jawab pemerintah untuk memberikan solusi?

Salah satu masalah paling mendasar adalah infrastruktur yang kurang memadai. Jalan-jalan yang tidak teratur dan minimnya listrik menjadi hambatan nyata dalam membawa internet ke daerah terpencil. Apakah pemerintah memiliki rencana nyata untuk menanggulangi masalah ini?

Pemerintah sering kali menjanjikan pembaruan infrastruktur dan penyediaan akses internet untuk daerah terpencil. Namun, seberapa serius janji ini dijalankan? Apakah ada upaya konkret untuk membawa cahaya pendidikan ke daerah yang begitu lama terlupakan ini?

Di tengah keputusasaan, muncul sejumlah solusi inovatif yang datang dari masyarakat lokal. Inisiatif dari masyarakat untuk mendirikan pusat pembelajaran komunitas, pelatihan guru lokal, dan pengumpulan sumber daya secara bersama-sama menunjukkan semangat perubahan.

Agar solusi menjadi nyata, penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Bagaimana kita bisa bersama-sama membangun jaringan pendidikan di Zona 'Hitam' Pendidikan dan mendorong pemerintah untuk bertindak?

Zona 'Hitam' Pendidikan bukanlah tempat yang bisa diabaikan. Ini adalah panggilan bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, untuk bersatu demi membawa cahaya pendidikan ke tempat yang jauh dari sinyal ini. Tanpa itu, kita akan kehilangan potensi berharga yang ada di daerah terpencil, dan harapan masa depan akan terus redup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun