Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pertandingan Politik: Pemilu 2024 sebagai Arena Sepakbola

16 November 2023   06:00 Diperbarui: 16 November 2023   06:17 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam setiap siklus pemilihan presiden, kita tanpa ragu terjun ke dalam perjalanan yang penuh tantangan dan dramatis. Pemilu 2024 tak terkecuali, menawarkan kita pemandangan yang mengingatkan pada suasananya di lapangan hijau sepakbola.

Tidak hanya sekadar menentukan pemimpin negara, Pemilu 2024 membawa kita ke dalam sebuah arena yang membara, penuh semangat, dan kadang-kadang tidak terduga, dengan setiap calon presiden berusaha menangkap "bola" suara pemilih. 

Mari kita telusuri bagaimana atmosfer pemilihan presiden ini begitu mirip dengan semangat dan kegembiraan yang kita temui dalam pertandingan sepakbola.

Pertama-tama, kita tidak bisa mengabaikan "derby" politik yang terjadi antara kandidat utama. Bagai pertandingan sengit dua tim sepakbola besar, rivalitas antar kandidat menciptakan tekanan yang luar biasa. 

Pencitraan diri, kampanye hitam, dan upaya-upaya membangun citra positif - semuanya seperti serangan dan pertahanan di lapangan sepakbola. Seolah-olah mencetak gol, setiap capaian positif dari satu kandidat memberikan dorongan besar bagi timnya, sementara kesalahan atau kontroversi dapat menyebabkan kekalahan pahit.

Tentu saja, strategi kampanye juga memainkan peran penting dalam menentukan pemenang, sebagaimana dalam sepakbola di mana setiap tim memiliki taktiknya sendiri. 

Adakah kandidat yang mengadopsi taktik menyerang, dengan kampanye yang penuh semangat dan pernyataan tegas? Atau mungkin ada yang memilih taktik bertahan, fokus pada stabilitas dan keyakinan bahwa performa konsisten akan membawa mereka menuju kemenangan? Dengan setiap kandidat mencoba menciptakan momentum dan mengelola risiko, kita dihadapkan pada pertandingan politik yang seru dan tidak dapat diprediksi.

Tidak jauh berbeda dengan pertandingan sepakbola yang memiliki "man of the match," Pemilu 2024 juga memberikan perhatian khusus pada figur sentral, yaitu calon presiden itu sendiri. 

Setiap tindakan, setiap pernyataan, bahkan setiap sikap akan menjadi sorotan, mirip dengan perhatian yang diberikan pada pemain bintang di atas lapangan hijau. Seperti seorang striker yang mencetak gol krusial, kandidat pun diuji oleh caranya meraih simpati dan dukungan masyarakat.

Namun, keseimbangan dalam pertandingan ini terletak pada pemilih - suporter setia tim politik. Pemilih adalah elemen tak terpisahkan dalam pertandingan ini. Seperti suporter fanatik yang mendukung tim mereka bahkan dalam keadaan sulit, pemilih setia juga tetap mendukung kandidat mereka, meskipun badai kontroversi atau ketidakpastian politik. Mereka adalah kekuatan utama yang memberikan energi dan semangat, mirip dengan pendukung sepakbola yang menciptakan atmosfer unik di stadion.

Tak bisa dipungkiri, media memainkan peran sebagai "komentator" dalam pertandingan politik ini. Mereka menjadi penghubung antara pemilih dan kandidat, memberikan analisis, komentar, dan melaporkan setiap perkembangan dengan cermat. Bagai komentator sepakbola yang memberikan wawasan mendalam tentang setiap aksi di lapangan, media turut membantu pemilih memahami taktik dan strategi kandidat serta implikasi dari setiap keputusan yang diambil.

Lalu, ada momen-momen krusial yang seperti peluang mencetak gol di sepakbola. Debat kandidat menjadi panggung di mana mereka dapat menunjukkan keunggulan, mengatasi tantangan, dan meraih simpati pemilih. Sama seperti momen-momen dramatis di lapangan sepakbola yang menjadi pembicaraan hangat di kalangan suporter, momen-momen ini juga menentukan arah pertandingan politik.

Dalam pertandingan politik ini, tidak bisa dihindari adanya "offside" dan "foul play." Kampanye hitam, serangan pribadi, atau upaya manipulasi informasi bisa menjadi langkah-langkah yang dianggap tidak fair. Tantangannya adalah untuk menemukan aturan dan etika dalam pertandingan ini, sejalan dengan prinsip demokrasi yang seharusnya melandasi proses pemilihan presiden.

Seiring dengan mendekatnya hari pemilihan, kita dapat merasakan meningkatnya tensi dan tekanan, seperti atmosfer menjelang pertandingan final sepakbola yang sangat ditunggu-tunggu. Setiap pemilih adalah suara yang setara dengan gol, dan hasil akhirnya akan menentukan tim mana yang akan naik podium kemenangan.

Dengan begitu banyak persamaan antara Pemilu 2024 dan pertandingan sepakbola, mungkin saatnya kita memandang proses politik ini dengan sudut pandang baru. Bukan hanya sebagai pemilihan pemimpin negara, tetapi juga sebagai pertandingan yang merayakan semangat demokrasi, keberagaman, dan partisipasi aktif dari masyarakat. Mari kita nikmati setiap momen, seperti kita menikmati setiap gol dan drama dalam sebuah pertandingan sepakbola yang mendebarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun