Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jerusalem, Kota yang Merintih

12 November 2023   10:29 Diperbarui: 12 November 2023   10:45 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerusalem, kota yang merintih,Dalam gemuruh senjata dan kehancuran,
Reruntuhan batu bersaksi bisu,
Kisahmu tertulis dalam sejarah yang kelam.

Di tengah debu yang terangkat,
Berdiri tembok-tembokmu yang megah,
Saksi bisu zaman yang berganti-ganti,
Menyimpan cerita ratusan tahun yang terluka.

Dinding-dindingmu menangis di malam gelap,
Saksi bisu perdebatan yang tak kunjung usai,
Namun, di setiap retak dan celahmu,
Terlukis keindahan sejarah yang menggugah hati.

Jerusalem, kota yang merintih,
Namun di dalam rintihanmu,
Terdapat melodi kehidupan yang abadi,
Mengalir dalam sungai-sungai kenangan.

Bawah bayangan Kubah Batu yang mulia,
Dan di sepanjang jalan-jalan berliku,
Berjajar cerita kuno dan doa-doa,
Menyatu dalam irama kesederhanaan.

Di dalam pasar-pasar yang riuh,
Aroma rempah-rempah dan kopi menyatu,
Merayakan persatuan di antara perbedaan,
Seperti harmoni dalam keberagaman.

Jerusalem, kota yang merintih,
Tetapi cahayamu tak pernah padam,
Seperti bintang-bintang di langit malam,
Menyinari jalan menuju perdamaian.

Meski air mata mengalir di jalanmu,
Dan tembok-tembokmu menangis hujan deras,
Kau tetap menjunjung tinggi keindahanmu,
Sebuah kota yang hidup dalam sejarah.

Jerusalem, kota yang merintih,
Biarlah puisi ini menjadi doa,
Untuk kebahagiaanmu yang tulus,
Dan perdamaian yang tak terbatas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun