Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berantas Kelaparan atau Isi Kantong? Masyarakat Kelas Bawah Terperangkap dalam Lonjakan Harga Beras

8 November 2023   14:17 Diperbarui: 8 November 2023   14:27 5501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berantas Kelaparan atau Isi Kantong? Masyarakat Kelas Bawah Terperangkap dalam Lonjakan Harga Beras | (Foto: Dhavi Baba/RRI).

Ketika sebuah bahan pokok seperti beras mengalami lonjakan harga, dampaknya bukan hanya sekadar angka di grafik ekonomi. Dalam kasus ini, kenaikan harga beras telah memberikan pukulan keras bagi masyarakat kelas bawah, yang sebagian besar terperangkap dalam lingkaran kemiskinan yang semakin sulit ditembus. Dalam tulisan ini, saya coba menggambarkan betapa kenaikan harga beras bukan sekadar masalah pasar, tetapi sebuah krisis sosial yang memerlukan perhatian serius.

Krisis ekonomi global yang melanda dunia telah membuat hidup sulit bagi banyak orang, terutama mereka yang berada di kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah. Dalam situasi seperti ini, beras menjadi sumber energi utama dan salah satu aspek penting dari keamanan pangan. Lonjakan harga beras telah menciptakan dilema bagi masyarakat kelas bawah: berantas kelaparan atau isi kantong?

Kita harus mengeksplorasi kebijakan yang telah memicu situasi ini. Apakah ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kenaikan harga beras, seperti perubahan dalam produksi, perdagangan internasional, atau distribusi? Ataukah ini akibat dari kebijakan pemerintah yang kurang memadai dalam melindungi kepentingan masyarakat kelas bawah?

Dalam mengatasi permasalahan ini, kita tidak hanya harus mencari jalan keluar untuk mengurangi harga beras, tetapi juga untuk memastikan bahwa solusi tersebut berdampak positif bagi semua pihak. Bagaimana kita bisa mencegah lonjakan harga beras yang memicu bencana kelaparan bagi masyarakat kelas bawah tanpa mengorbankan kantong mereka? Ini adalah tantangan nyata yang memerlukan tindakan yang cermat dan berkelanjutan.

Dalam tulisan ini, saya akan mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang isu ini dan mengevaluasi kebijakan yang diterapkan dalam menghadapinya. Kita harus berantas kelaparan dan memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat, terutama yang rentan, dapat mengisi kantong mereka dengan harga beras yang wajar. 

Hanya dengan pemahaman yang mendalam dan langkah-langkah konkret, kita bisa memberikan solusi yang sesuai untuk krisis ini, serta memastikan bahwa masyarakat kelas bawah tidak lagi terperangkap dalam lingkaran harga beras yang terus meningkat.

                                                                                                                     *****

Mengidentifikasi Akar Masalah

Untuk memahami situasi kenaikan harga beras yang melanda masyarakat kelas bawah, kita perlu memahami akar masalahnya. Kenaikan harga beras sering kali merupakan hasil dari berbagai faktor, dan salah satu faktor utamanya adalah krisis ekonomi global. Krisis ekonomi global menciptakan tekanan pada mata uang dan perdagangan internasional, yang dapat mempengaruhi harga beras di pasar lokal.

Selain itu, perubahan iklim dan gangguan dalam produksi beras juga dapat berkontribusi pada kenaikan harga. Musim panen yang buruk atau bencana alam dapat mengurangi pasokan beras, yang pada gilirannya meningkatkan harga. Ini adalah faktor yang sering kali sulit dikendalikan oleh pemangku kepentingan.

Namun, faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kebijakan pemerintah yang terkait dengan harga beras. Beberapa kebijakan perdagangan internasional, subsidi bahan bakar, dan tarif impor dapat memengaruhi harga beras secara signifikan. Jika kebijakan-kebijakan ini tidak dirancang dengan baik atau dieksekusi dengan tidak bijak, ini dapat memperburuk situasi.

                                                                                                                         *****

Dampak Terhadap Masyarakat Kelas Bawah

Dampak dari kenaikan harga beras sangat terasa oleh masyarakat kelas bawah. Bagi mereka, beras bukan hanya sebuah komoditas, tetapi merupakan pilar utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar mereka. 

Dalam banyak keluarga, beras adalah makanan pokok yang menjadi sumber utama energi dan gizi. Dengan kenaikan harga beras, mereka harus memutar otak untuk mengatasi lonjakan biaya makanan.

Sebagian besar dari mereka tidak memiliki pilihan lain dan harus mengurangi konsumsi beras, mencari alternatif yang lebih murah, atau bahkan menghadapi kelaparan. Ini bukan pilihan yang adil atau berkelanjutan. Krisis harga beras seperti ini mengancam hak dasar setiap individu untuk memenuhi kebutuhan makanan dan hidup dengan martabat.

                                                                                                                            *****

Peran Pemerintah dan Pemangku Kepentingan

Dalam menghadapi krisis harga beras, peran pemerintah dan pemangku kepentingan sangat penting. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi kepentingan rakyatnya dan memastikan akses yang adil dan terjangkau ke pangan pokok, termasuk beras.

Pemerintah harus menjalankan peran yang proaktif dalam mengendalikan harga beras, misalnya dengan memonitor pasar, mengawasi perubahan dalam produksi dan perdagangan, dan mengimplementasikan kebijakan yang membantu menjaga stabilitas harga beras. Ini termasuk intervensi yang bijak dalam distribusi dan penyediaan bantuan kepada kelompok rentan.

Pemangku kepentingan lain, seperti produsen beras, pedagang, dan pengusaha, juga memiliki peran dalam memastikan keadilan dan transparansi dalam rantai pasokan beras. Praktik yang tidak etis, seperti penimbunan dan manipulasi harga, harus dicegah dan dihentikan.

                                                                                                                                *****

Solusi dan Harapan

Mengatasi kenaikan harga beras dan memastikan akses yang adil untuk masyarakat kelas bawah memerlukan solusi yang holistik dan berkelanjutan. Pemerintah perlu berperan dalam menjaga harga beras tetap terjangkau dan dalam mengatasi ketidakstabilan harga yang mungkin terjadi.

Pemerintah juga dapat mempertimbangkan berbagai kebijakan yang mendukung produksi beras dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.

 Hal ini dapat menciptakan pasokan yang lebih stabil dan harga yang lebih terkendali.

Penting juga untuk meningkatkan literasi pangan di kalangan masyarakat kelas bawah sehingga mereka dapat membuat pilihan yang lebih cerdas dalam membeli dan mengelola sumber daya makanan mereka. Pendidikan pangan dapat membantu mereka memahami cara memasak bahan pangan yang lebih murah dan lebih sehat.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan program bantuan sosial yang lebih efektif dan terfokus bagi keluarga yang paling rentan terhadap kenaikan harga beras. Bantuan ini dapat membantu mereka untuk menjaga asupan pangan yang cukup dan bergizi.

Dalam jangka panjang, pemerintah dan pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan, yang dapat mengurangi kerentanannya terhadap perubahan harga dan kondisi pasar. Hal ini mencakup diversifikasi pangan, peningkatan produksi lokal, dan pembangunan infrastruktur yang mendukung rantai pasokan beras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun