Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ketua Mahkamah Konstitusi Dicopot: Haruskah Putusan Kontroversial Menjadi Alasan?

8 November 2023   10:32 Diperbarui: 8 November 2023   10:47 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                        *****

Mencari Keseimbangan

Mencari keseimbangan antara kemerdekaan yudisial dan akuntabilitas publik adalah sebuah tantangan yang kompleks dalam hukum dan politik. Sebagian besar negara demokratis memiliki mekanisme yang dirancang untuk menjaga integritas lembaga hukum, termasuk lembaga konstitusi seperti MK. Contoh mekanisme ini termasuk Majelis Kehormatan atau Dewan Hakim yang bertugas menilai tindakan-tindakan hakim konstitusi dan melaksanakan pertanggungjawaban.

Pada kasus dipecatnya Ketua MK Usman Anwar, seharusnya pertimbangan ini mencakup banyak aspek, mulai dari landasan hukum putusan yang kontroversial hingga implikasinya terhadap kepercayaan publik pada MK. Proses ini harus memberikan ruang bagi hakim konstitusi untuk membela keputusan mereka dalam konteks hukum dan konstitusi, tetapi juga memberikan mekanisme yang efektif untuk mempertahankan integritas lembaga.

Sebagai bagian dari pertanggungjawaban publik, MKMK harus menjelaskan kepada masyarakat alasan di balik pencopotan Ketua MK dan bagaimana proses tersebut dilakukan. Keterbukaan dan transparansi dalam mengambil langkah-langkah seberat ini adalah penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan menjelaskan bahwa tindakan ini bukan akibat dari tekanan politik atau intervensi eksternal yang tidak seharusnya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun