Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melawan Amplop Hitam: Kisah Keadilan dan Integritas di Dunia Politik

26 Oktober 2023   21:59 Diperbarui: 26 Oktober 2023   22:00 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melawan Amplop Hitam : Kisah Keadilan dan Integritas di Dunia Politik

Suara gemuruh dan hiruk pikuk meramaikan gedung parlemen yang megah itu. Para wakil rakyat dari berbagai wilayah berkumpul di dalam ruangan besar yang dikenal sebagai "Ruang Sidang Utama." Hari ini adalah hari penting, hari di mana anggaran negara akan disetujui. Tapi di balik keramaian dan kesan megah, ada suatu kisah yang bersemi dalam diam.

Di kursi belakang ruangan, duduk seorang legislator bernama Maria. Maria adalah seorang perempuan muda yang tulus dan ramah kepada rakyatnya. Dia berasal dari daerah pedesaan yang jauh dari ibu kota negara. Maria tumbuh dalam keluarga yang sederhana dan selalu diajarkan untuk menjadi orang yang jujur dan berintegritas.

Saat pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen, Maria merasa begitu bersemangat. Dia percaya bahwa dia bisa membuat perubahan nyata bagi rakyatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, dia semakin menyadari bahwa dunia politik tidak seperti yang dia bayangkan. Prinsip-prinsipnya sering diuji oleh godaan korupsi dan ketidakjujuran yang merajalela di kalangan sesama legislator.

Hari ini, di ruang sidang, Maria merasa dilema. Dia telah mendengar berbagai pembicaraan tentang "dorongan amplop." Dorongan Amplop adalah praktik korupsi di mana legislator menerima uang atau hadiah dari pihak-pihak yang ingin mempengaruhi keputusan politik mereka. Maria selalu menolak dorongan semacam itu, tetapi tekanan dari beberapa kolega yang terlibat dalam praktik tersebut semakin kuat.

Ketika sidang berlangsung, Maria menyadari bahwa banyak legislator lain yang telah menerima amplop dari berbagai pihak. Beberapa di antara mereka bahkan terlihat bangga dengan hal tersebut. Sebuah dorongan yang sangat besar bisa membuat hidup mereka lebih nyaman, sementara rakyat yang wakil mereka masih hidup dalam kesulitan.

Pada suatu titik, seorang kolega datang kepada Maria dan menawarkan sebuah amplop besar yang berisi uang. Dia menyebutnya sebagai "ucapan terima kasih" dari sebuah perusahaan besar yang ingin mendapatkan dukungan Maria untuk proyek mereka. Namun, Maria tahu bahwa proyek tersebut merugikan rakyatnya. Dia menolak dengan tegas.

Malam itu, Maria duduk di ruangannya yang sederhana. Dia merenungkan tentang perjuangannya dan pertarungannya dalam dunia politik yang keras ini. Pikirannya melayang ke masa kecilnya di desa, di mana dia melihat orang tuanya bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Mereka mungkin hidup sederhana, namun mereka selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan integritas.

Maria tahu bahwa dia tidak bisa melawan semua praktik korupsi sendirian. Tapi dia juga tahu bahwa dia tidak bisa mempertahankan prinsip-prinsipnya. Dia mulai mencari cara untuk membuat perubahan yang lebih besar. Dia mulai berbicara dengan beberapa legislator lain yang juga merasa terguncang oleh dorongan yang menyelimuti dan tekanan korupsi.

Mereka membentuk sebuah kelompok yang mereka sebut "Koalisi Keadilan." Tujuan mereka adalah membersihkan politik dari korupsi dan memperjuangkan kepentingan rakyat dengan tulus. Mereka mulai mengumpulkan bukti-bukti tentang praktik korupsi di parlemen dan berani melaporkannya kepada lembaga anti korupsi.

Tindakan mereka mengejutkan banyak orang. Mereka menjadi berita utama di media, dan rakyat mulai melihat harapan dalam perjuangan mereka. Dorongan amplop yang sebelumnya begitu merajalela sekarang mulai terhenti, karena para legislator yang terlibat merasa terancam oleh upaya Koalisi Keadilan.

Tidaklah mudah. Mereka menghadapi intimidasi, ancaman, dan tekanan dari banyak pihak yang ingin menjaga praktik korupsi tetap berjalan. Namun Maria dan rekan-rekannya tetap teguh pada prinsip-prinsip mereka. Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa membiarkan diri mereka dikorupsi oleh kekuasaan atau uang.

Setelah berbulan-bulan perjuangan, akhirnya Koalisi Keadilan berhasil mengungkap banyak praktik korupsi di dalam parlemen. Beberapa legislator terlibat akhirnya dihukum, dan banyak perubahan penting diimplementasikan untuk mencegah praktik korupsi di masa mendatang.

Maria dan rekan-rekannya tidak hanya memenangkan perjuangan melawan korupsi, tetapi mereka juga memenangkan hati rakyat. Mereka menjadi teladan bagi generasi baru yang berpikiran tulus dan berintegritas. Dan yang terpenting, mereka membuktikan bahwa satu-satunya dorongan yang seharusnya mempengaruhi pembentuk undang-undang adalah dorongan hati nurani untuk memperjuangkan demi keadilan dan kesejahteraan rakyatnya.

Kemenangan Koalisi Keadilan dalam memerangi korupsi di parlemen bukanlah akhir dari perjuangan mereka. Sebaliknya, itu adalah awal dari perjalanan panjang untuk membangun sistem politik yang lebih jujur dan bermoral. Maria dan rekan-rekannya tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip keadilan dan integritas tetap terjaga.

Setelah sukses mengungkap jaringan korupsi di parlemen, Koalisi Keadilan memfokuskan perhatian mereka pada reformasi sistem politik. Mereka mendorong perubahan undang-undang yang memperketat aturan etika bagi pembuat undang-undang dan memperkuat lembaga-lembaga pengawasan. Mereka juga berjuang untuk menghapus praktik politik uang dan dorongan amplop dengan mengkampanyekan transparansi dalam pendanaan kampanye.

Perjuangan mereka tidak selalu mudah. Mereka menghadapi perlawanan dari kelompok-kelompok yang merasa terancam oleh perubahan tersebut. Namun, semakin banyak rakyat yang mendukung Koalisi Keadilan, semakin kuat pula mereka dalam koalisi keadilan.

Selama beberapa tahun, Koalisi Keadilan bekerja keras untuk memperbaiki sistem politik. Mereka berhasil mengubah banyak undang-undang, memperkenalkan undang-undang anti-korupsi yang lebih ketat, dan membentuk lembaga-lembaga independen yang bertanggung jawab mengawasi perilaku legislator. Semua perubahan ini bertujuan untuk menjaga integritas dan etika dalam politik.

Selama perjalanan ini, Maria juga mengalami berbagai tantangan pribadi. Dia menjadi sasaran ancaman dan fitnah, tetapi dia tidak pernah mundur. Kebesaran hati dan tekadnya untuk menjaga prinsip-prinsipnya menjadikannya wakil rakyat yang menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama kaum muda yang bermimpi tentang perubahan positif di negara mereka.

Selama bertahun-tahun, Maria dan Koalisi Keadilan bekerja keras untuk membangun kepercayaan rakyat terhadap mereka. Mereka aktif mengadakan pertemuan dengan warga di berbagai daerah, mendengarkan keluhan mereka, dan berusaha mencari solusi untuk masalah yang dihadapi rakyat.

Perlahan tapi pasti, kepercayaan rakyat terhadap pemerintah mulai pulih. Rakyat melihat bahwa ada legislator seperti Maria dan Koalisi Keadilan yang bersedia berjuang untuk kepentingan mereka. Hasilnya, partisipasi dalam pemilu meningkat, dan semakin banyak warga yang terlibat dalam proses politik.

Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat lokal, Maria dan rekan-rekannya berupaya memperjuangkan perubahan. Mereka mendukung calon-calon yang memiliki integritas dan tujuan untuk melayani rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi. Ini membawa perubahan positif dalam pemerintahan di berbagai daerah.

Beberapa tahun kemudian, ketika Maria melihat kembali panjangnya perjalanan, dia merasa bangga dengan apa yang telah mereka capai bersama. Mereka tidak hanya menakukan korupsi, tetapi mereka juga telah membangun fondasi politik yang lebih jujur dan berintegritas. Mereka membuktikan bahwa satu orang atau kelompok kecil dapat membuat perbedaan besar jika mereka memiliki tekad dan prinsip yang kuat.

Noted: Saya (Penulis) telah mengirimkan tulisan ini dan sudah tayang dibeberapa media.

Nama dalam cerita di atas hanyalah sebuah fiktif untuk mengilustrasikan situasi politik yang terjadi saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun