Pendapat yang dipahami selama ini adalah Maeda secara pribadi membantu kemerdekaan. Maeda mungkin dekat dan simpati dengan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia, tapi beranikah ia secara pribadi memberikan bantuan sebegitu jauh ?
Untuk diingat, Maeda tetap seorang prajurit dengan kepatuhan mutlak terhadap atasan. Saat itu ia bukan petinggi militer sentral dalam struktur militer di Pulau Jawa yang dikuasai Angkatan Darat. Posisnya sebagai perwira Angkatan Laut hanya sebagai Kepala Kantor Penghubung.Â
Rapat yang diadakan di rumah Maeda, tidak hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh Indonesia namun ada juga dari pihak Jepang seperti Miyoshi yang berasal dari Angkatan Darat.Â
Sebelumnya Soekarno-Hatta bersama Maeda telah mendatangi Gunseikan Mayor Jenderal Yoichiro Yamamoto yang meskipun menolak bertemu tapi menugaskan Mayor Jendral Otoshi Nishimura.Â
Hasil pertemuan antara Soekarno-Hatta bersama Maeda dengan Otoshi Nishomura adalah bahwa Jepang harus menjaga status quo sampai kedatangan tentara Sekutu ke Indonesia. Artinya, tidak ada deklarasi kemerdekaan dan mereka akan mempertahankan situasi hingga kedatangan Sekutu.Â
Tapi mengapa rapat perumusan teks berikut proklamasi bisa berjalan lancar ?. Rumah Maeda malam itu ramai tidak hanya oleh peserta rapat tapi juga oleh pemuda yang berada diuar rumah padahal aturan jam malam masih berlaku. Tidak ada halangan dari pihak Angkatan Darat Jepang dan tidak mungkin Gunshireikan tidak tahu.Â
Jarak dari Jalan Imam Bonjol ke Istana Merdeka yang saat itu menjadi kediaman Letnan Jenderal Yuichiro Nagano tidak jauh dan Jakarta saat itu belum macet seperti sekarang. Kenapa mereka termasuk Maeda tidak ditangkap ?
Setelah proklamasi dilakukan tidak ada tindakan apapun dari Jepang padahal ia telah melanggar perintah. Belakangan Maeda justru ditahan oleh pihak Sekutu dan saat dikembalikan ke Jepang ia diajukan ke Mahkamah Militer namun dibebaskan.Â
***
Jadi mungkinkah Maeda bertindak sendiri ? Jika dirunut posisi tentara sesuai dengan perintah dari Tokyo, pemerintahan militer Jepang di wilayah pendudukan harus menjaga status quo hingga kedatangan tentara Sekutu.Â
Tentara Jepang dan para tokoh sangat paham bahwa ini sama artinya menyerahkan kembali Indonesia kepada Sekutu terutama Belanda untuk dijajah kembali. Namun kenapa mereka tidak berhasil mempertahankan status quo ?