Mohon tunggu...
Irvan Setia Maulana
Irvan Setia Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Untirta

Hobi saya berolahraga, menonton film dan membaca komik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menjadi Beban yang Terlalu Ringan

4 Juni 2024   09:19 Diperbarui: 4 Juni 2024   09:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketika saya pertama kali mengetahui bahwa dosen mata kuliah "Penulisan Berita dan Penulisan Kreatif" adalah Bapak Ikshan Ahmad, ingatan saya segera kembali ke semester pertama. Saat itu, beliau mengajar mata kuliah "Pengantar Ilmu Politik" dengan ketegasan dan suasana kelas yang sering kali menegangkan. 

Maka, tidak heran jika ekspektasi saya terhadap mata kuliah ini adalah sesuatu yang sulit dan penuh tekanan. Namun, seiring berjalannya waktu, pandangan saya mulai berubah, membuka pintu untuk refleksi lebih dalam tentang pengalaman ini.

Pada pertemuan pertama mata kuliah ini, Bapak Ikshan Ahmad menjelaskan sistem perkuliahan dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dibandingkan sebelumnya. Kami diberitahu bahwa tugas utama kami adalah magang di salah satu media berita online di Banten, dengan kewajiban menghasilkan satu berita dan satu opini per minggu selama empat bulan. Awalnya, tugas ini terasa sangat menakutkan. Bagaimana tidak, kami harus terjun langsung ke lapangan, mencari berita, dan mengolahnya dengan baik.

Kelompok saya mendapat tema politik. Di musim pemilu, saya sempat berpikir tugas ini akan lebih mudah. Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks. Menulis berita politik membutuhkan ketelitian, objektivitas, dan pemahaman mendalam tentang isu yang dibahas. Saya dan teman-teman kelompok pun merasa kesulitan, tetapi kami berusaha keras menghadapinya.

Salah satu momen paling berkesan adalah ketika kami mengunjungi KPU Banten untuk melakukan wawancara mengenai hasil pemilu 2024 dan masalah pada software sirekap yang mengalami error. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang sangat membanggakan. Sebagai mahasiswa, bisa melakukan wawancara langsung dengan anggota KPU Banten merupakan pencapaian besar. Dedikasi kelompok kami terlihat jelas saat kami dengan berani mengunjungi KPU hanya untuk menyelesaikan tugas kuliah ini.

Saat mengunjungi KPU Banten, saya tidak hanya belajar tentang proses pemilu dan teknologi yang digunakan, tetapi juga merasakan langsung dinamika dan tekanan yang dihadapi oleh para profesional di bidang ini. Pengalaman ini memperkaya pemahaman saya tentang dunia nyata jurnalisme dan menambah kepercayaan diri kami dalam menghadapi situasi serupa di masa depan.

Namun, perjalanan kami tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar adalah saat kami mengirimkan naskah berita dan opini melalui WhatsApp. Sering kali, naskah kami tidak direspon dengan cepat, bahkan terkadang membutuhkan waktu hingga seminggu lebih. Ini disebabkan oleh kondisi pimpinan redaksi yang sudah berumur dan sedang sakit. Beberapa kelompok lainnya bahkan mengalami penolakan naskah berulang kali hingga berita mereka menjadi basi. Beruntung, beberapa berita dan opini kami berhasil diterbitkan.

Meskipun menghadapi banyak kendala, seperti respon yang lambat dari pimpinan redaksi dan penolakan berita, kami belajar untuk tidak mudah menyerah. Setiap kesulitan menjadi pelajaran berharga yang memperkuat tekad kami untuk terus maju. Kritik dan penolakan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi bagian dari proses belajar untuk menjadi lebih baik.

Setelah kami mengajukan keluhan kepada Bapak Ikshan, tugas membuat berita dan opini diubah menjadi podcast dan presentasi mengenai berita. Selain itu, kami juga diwajibkan berlangganan media online untuk riset kami. Kelompok saya diberikan media yang seharga 60 ribu rupiah per bulan. Kami merasa keberatan dengan harga tersebut, mengingat ada kelompok lain yang hanya perlu berlangganan media dengan biaya jauh lebih murah. Setelah diskusi panjang, akhirnya kami sepakat untuk berlangganan media tersebut.

Setelah libur lebaran, beberapa kelompok, termasuk kelompok saya, menghadapi masalah lain. Tidak ada yang berlangganan media seharga 60 ribu tersebut karena alasan biaya. Kami pun harus berdebat dengan Pak Ikshan untuk menjelaskan situasi ini. Setelah perdebatan yang cukup epic, kami diberikan tugas pengganti untuk podcast dan presentasi mandiri kami.

Kelompok saya memutuskan untuk membuat dokumenter perjalanan kunjungan ke salah satu media di Jakarta, yaitu Sonora FM. Pada suatu Jumat, kami berangkat dari Serang ke Jakarta dengan kereta. Perjalanan ini menjadi bagian dari dokumenter kami, yang direkam ala film dokumenter. 

Setelah sampai di kantor Sonora, kami melakukan wawancara mengenai penulisan berita di sana. Wawancara selama 50 menit ini memberikan banyak wawasan baru bagi kami. Setelah itu, kami buru-buru kembali ke Serang untuk mengejar kereta pulang.

Kunjungan ke Sonora FM di Jakarta ini adalah salah satu hal yang berkesan dari perjalanan ini. Pengalaman ini tidak hanya memperkenalkan saya pada lingkungan kerja di media besar, tetapi juga mengajarkan kami tentang kolaborasi, manajemen waktu, dan adaptasi dalam situasi baru. saya belajar bahwa keberhasilan dalam bidang ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan menulis, tetapi juga oleh kemampuan untuk bekerja dalam tim dan menghadapi berbagai tantangan secara kolektif.

Selama menjalani mata kuliah ini, saya merasakan banyak kesulitan. Namun, berkat bantuan teman-teman kelompok saya, pengalaman ini menjadi lebih ringan. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Moh. Fahmi Fauzan, Yusuf Adam Danendra, Muhammad Sofan, dan Samuel Adi Gunawan Manullang yang telah membantu saya selama mata kuliah ini. Dukungan mereka sangat berarti dan membantu saya dalam menghadapi setiap tantangan.

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa apa yang awalnya terlihat sebagai beban, bisa menjadi pengalaman yang mencerahkan dan membebaskan. Mata kuliah ini bukan hanya tentang menulis berita dan opini, tetapi juga tentang bagaimana beradaptasi dengan perubahan, menghadapi tantangan, dan bekerja sama dalam tim. Melalui berbagai kesulitan, kami belajar untuk tidak hanya menjadi penulis yang lebih baik, tetapi juga individu yang lebih tangguh dan kreatif.

Beban yang saya rasakan di awal ternyata adalah beban yang terlalu ringan dibandingkan dengan pembelajaran dan pengalaman berharga yang saya peroleh. Penulisan berita dan kreatifitas bukan hanya soal teknik, tetapi juga soal memahami dunia di sekitar kita, menyampaikan kebenaran, dan memberikan inspirasi. Dalam proses ini, kami menemukan kebebasan yang luar biasa untuk mengekspresikan diri dan berkontribusi pada masyarakat.

Melalui mata kuliah ini, saya menyadari bahwa beban adalah bagian tak terpisahkan dari proses belajar. Beban ini mengarahkan kami untuk terus berusaha dan berkembang. Dengan demikian, beban yang terlalu ringan ini justru menjadi landasan untuk menciptakan karya yang bermakna dan menginspirasi. Mata kuliah ini telah membuka mata saya terhadap potensi diri dan pentingnya bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sebuah perjalanan yang penuh tantangan namun sangat berharga, dan untuk itu, saya sangat bersyukur.


Sebagai mahasiswa ilmu komunikasi, memahami penulisan berita dan penulisan kreatif merupakan esensi dari pendidikan kami. Mata kuliah ini, yang awalnya terasa seperti beban berat, akhirnya menjadi perjalanan penuh makna yang memberikan kami alat dan keterampilan penting untuk masa depan. Melalui tantangan dan berbagai pengalaman, saya dan rekan-rekan belajar bagaimana menyusun berita yang akurat dan opini yang kuat, serta pentingnya etika dalam jurnalisme.

Setiap minggu, kami berusaha untuk memenuhi tuntutan tugas dengan menggabungkan penelitian, wawancara, dan penulisan. Proses ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis kami, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti ketekunan, kerja keras, dan integritas. 

Tantangan menulis berita politik, yang awalnya tampak sulit, mengajarkan kami untuk selalu berpikir kritis dan mendalam tentang setiap isu yang kami hadapi. Hal ini sangat penting dalam era di mana informasi bisa dengan mudah disalahartikan atau dipelintir.

Pada akhirnya, pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan saya, tetapi juga memperkuat karakter saya sebagai calon jurnalis. Mata kuliah ini mengajarkan saya bahwa beban, ketika dihadapi dengan tekad dan kerjasama, dapat menjadi sumber kekuatan dan pemberdayaan.

Mata kuliah "Penulisan Berita dan Penulisan Kreatif" telah menjadi lebih dari sekadar beban akademis; ini adalah pengalaman transformasional yang mempersiapkan kami untuk masa depan. Sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan, tetapi juga penuh dengan pembelajaran dan kebersamaan yang tak ternilai harganya. Kami keluar dari perjalanan ini sebagai individu yang lebih kuat, lebih kreatif, dan lebih siap untuk menghadapi dunia jurnalisme yang  dinamis dan penuh tantangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun