Mohon tunggu...
Irfan Noer Handoko
Irfan Noer Handoko Mohon Tunggu... Lainnya - Surveyor

Kebetulan suka nulis, itung-itung nyari kesibukan doang, gabut gue soalnya. Hoby: Nonton, Sepedaan, Nulis, Nyanyi, Dengering Podcast, dan Lari Sore.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bagaimana Mobil Menjadi Penyebab Utama Rusaknya Kehidupan Satwa Liar?

6 Maret 2024   12:00 Diperbarui: 17 Maret 2024   17:21 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by joao Guerreiro: https://www.pexels.com

Penyebab Banyaknya Kematian Pada Hewan

Khusus nya di Amerika Serikat. Untuk hewan non-manusia hampir 10 miliar vertebrata darat di perternakan dibunuh setiap tahunnya. Tapi, tau gak? Yang paling bikin kaget, ternyata pembunuhan terbanyak terhadap hewan darat bukan dari praktik peternakan, tapi malah dari... "MOBIL"!

Iya, mobil dengan segala aktivitasnya, seperti tabrakan dan kecelakaan, ternyata lebih banyak yang mengakibatkan kematian hewan darat. Ini menunjukkan bahwa kita harus lebih peduli sama dampak mobil buat kehidupan hewan dan lingkungan, dan itu baru dari Amerika Serikat aja ya guys ya.

A Book by Ben Goldfarb: Crossings: How Road Ecology Is Shaping the Future of Our Planet
A Book by Ben Goldfarb: Crossings: How Road Ecology Is Shaping the Future of Our Planet
Crossings: How Road Ecology Is Shaping the Future of Our Planet

Cerita tentang pembunuhan jalan raya yang di sebabkan oleh mobil ini  kemudian di sampaikan oleh seorang sosiolog bernama Dennis Soron. Ada statistik yang sering di kutip oleh banyak penulis atau banyak media, katanya mobil di Amerika Serikat itu nge-bunuh setidaknya satu juta vertebrata setiap hari, bahkan mungkin angkanya lebih tinggi lagi dari itu.

Menurut Ben Goldfarb, seorang jurnalis lingkungan hidup yang nulis buku "Crossings: How Road Ecology Is Shaping the Future of Our Planet".

Goldfarb punya penjelasan yang menarik tentang dampak transformatif mobil terhadap kehidupan kita dan budaya kita, serta buat hewan-hewan non-manusia yang hidup bareng kita di planet ini.

"Jalan raya itu kayak sesuatu yang udah jadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, sampe kita gak nyadar banget betapa gedenya dampak yang dibawa jalan raya itu," katanya. "Mereka itu kayak akar dari semua masalah lingkungan hidup. Sebelum kita bisa mulai berburu hewan di hutan atau menebang pohon, kita butuh jalan yang bisa dilalui manusia buat masuk, keluar dan buat ngeluarin produknya."

Buku "Crossings: How Road Ecology Is Shaping the Future of Our Planet" itu emang layak banget jadi bacaan buat para pembuat kebijakan di seluruh dunia. Buku ini bakal ngasih pelajaran yang berharga banget buat masa depan sistem transportasi kita, terutama dalam menghadapi perubahan iklim: bukan cuma soal beralih ke mobil listrik, tapi juga soal ngurangi ketergantungan kita kepada mobil. "Karna kita gak bisa cuma dengan ganti mobil listrik aja terus kita beranggapan bahwa semuanya bakalan selesai," kata Goldfarb.

Buku ini juga bisa ngebuka mata buat ratusan juta orang yang suka jalan-jalan ke kawasan alam yang dilindungi setiap tahunnya: kalo kalian ngerasa menghargai satwa liar, mungkin kalian harus berfikir ulang buat berkunjung ke jalan-jalan di hutan menggunakan mobil.

Photo by Vincent M.A. Janssen: https://www.pexels.com
Photo by Vincent M.A. Janssen: https://www.pexels.com
Wilayah Untuk Satwa Liar

Pertanyaan tentang mengapa hewan tidak tinggal jauh dari manusia atau mengapa mereka masih menggunakan jalan raya untuk bergerak memang menarik.

Namun kenyataan-nya Kehidupan hewan liar itu emang bergantung banget sama yang Namanya "mobilitas". Mereka punya jadwal gerak yang beda-beda, baik dalam skala ruang maupun waktu.

Setiap hari, mereka bergerak buat cari makan. Mereka juga sering berpindah-pindah mengikut musim, misalnya saat mereka bermigrasi antar habitat yang beda pas pergantian tahun. Bahkan, ada juga yang harus berpindah satu kali seumur hidup buat menyebar ke wilayah baru atau cari pasangan.

Semua gerakan itu bener-bener penting buat kelangsungan hidup mereka. Nah, dalam kasus ini jalan raya itu bisa menghentikan gerakan-gerakan itu, baik dengan langsung membunuh hewan (dengan tabrakan) maupun dengan membuat penghalang (pagar bergerak) di jalan raya buat ngehalangi satwa liar ini pergi ke kawasan manusia yang bikin penghalang yang gak bisa dilewatin buat hewan-hewan ini buat berpindah-pindah dari habitat satu dengan habitat lainnya.

Contohnya, di Wyoming, ada kawanan rusa bagal dan tanduk bercabang yang kelaparan karena kekurangan makanan. Penyebab kepalaparan itu antara lain ya karena ada pengahalang yang mengahalang mereka, mereka mau bergerak ke wilayah baru buat cari makan, tapi sayangnya jalan raya jadi penghalang buat mereka. Akhirnya, mereka gak bisa sampe ke lembah di dataran rendah yang lain buat cari makan di musim dingin. Jadi, ya, sederhana-nya jalan raya bisa bener-bener ganggu pergerakan mereka, Sedih banget, kan?

Photo by Mike Bird: https://www.pexels.com
Photo by Mike Bird: https://www.pexels.com
Kecelakaan yang di sebabkan oleh mobil terhadap satwa liar

Angka yang sering kita denger, kaya, ada sekitar satu juta hewan setiap harinya yang mati di Amerika Serikat gara-gara tertabrak mobil.

Angka itu kayaknya udah dari zaman 60-an, sih. Saya rasa angka itu mungkin terlalu rendah. Ada penelitian baru yang ngeluarin angka kematian burung akibat tertabrak mobil di Amerika Serikat yang jumlahnya sampe 340 juta burung tiap tahun. Itu cuman buat burung aja, loh ya -- belum termasuk reptil, amfibi, hewan pengerat, atau hewan lainnya yang gak bisa kita sebut satu persatu. Yang pasti angkanya akan besar banget,.

Goldfarb, yang sering berkendara di Wisconsin, cerita kalo jalan raya sering banget dipenuhin sama bangkai binatang, kaya Rakun, Opossum, sama Rusa. Tapi, masalahnya mungkin gak cuman itu aja, bro.

Betul banget, nggak sama sekali. Ini bakal jadi salah satu tantangan buat nyoba ngukur jumlah korban di jalan raya: masalahnya banyak kecelakaan hewan yang gak keliatan. Jelas kita bisa melihat bangkai rusa di pinggir jalan raya dan hewan-hewan besar lainnya. Tapi hewan-hewan kecil itu susah banget buat kita deteksi. Goldfarb ngerasa itulah ironi tragisnya mobilitas, bahwa kecepatan mobil bisa bikin rusaknya satwa liar tapi juga bikin kita gak sadar sama kehancuran itu. Contohnya pas kalian duduk di mobil, melaju kenceng sekitar 70 mil per jam, kalian pasti gak bakal bisa liat semua bangkai kecil yang gak keliatan di sepanjang jalan.

Salah satu pengalaman yang bener-bener buka mata Goldfarb pas dia lagi kerja buat ngelarin bukunya "Crossings" adalah pas dia ikutan survei tentang kecelakaan hewan di jalan di Montana. Pas kalian melaju pelan, kira-kira 10 mil per jam, dan kalian berada di luar mobil, bukan duduk di kursi pengemudi mobil SUV, kalian bisa liat semua kehidupan kecil yang nggak pernah kalian liat kalo lagi di dalam mobil saat di jalan raya. Goldfarb kaget banget liat banyaknya burung: burung pemangsa, burung murai, burung gagak, sampe burung penyanyi. Kehidupan burung di pinggir jalan raya setelah dia turun dari mobil ternyata emang keliatan banget, bro.

Photo by Magda Ehlers: https://www.pexels.com
Photo by Magda Ehlers: https://www.pexels.com

Polusi Suara

Kebisingan di jalanan itu bukan main pentingnya, terutama buat hewan liar. Pendengaran tuh salah satu indera paling penting buat mereka. Ini sangat-sangat penting buat predator dan mangsa.

Banyak hewan yang tidur dengan mata tertutup, tapi langsung bangun begadang begitu denger suara aneh. Bayangin aja, kalo kalian burung hantu, kalian bakal sangat mebutuhkan pendengaran buat mendeteksi tikus atau binatang kecil lainnya di tengah hutan. Atau kalo semisal kalian itu adalah se-ekor tikus atau mencit yang hidup di tempat yang lebih terisolasi, kalian bakal terus-menerus dengerin langkah kaki rubah atau sayap burung hantu yang sibuk kesana kemari karna mengira banyak ancaman disana. Nah, kebisingan jalan itu menutupi suara-suara penting itu, untuk ber-istirahat atau mencari mangsa.

Ada penelitian klasik yang nunjukin hal ini. Mereka bikin eksperimen jalan "hantu", di mana para peneliti nyetel suara lalu lintas di kawasan hutan tanpa jalan raya di Idaho. Hasilnya? Banyak burung  yang ngindarin kawasan itu, dan buat burung yang tetep ke sana, kondisi tubuhnya jauh lebih down dibanding yang gak keganggu sama kebisingan jalan raya tadi.

Ada hipotesis sederhana kalo mereka gak bisa denger predator yang mau ngejar mereka karena suara lalu lintas yang mengganggu. Jadi, karena mereka gak bisa deteksi predator, mereka jadi harus ngabisin waktu lebih banyak buat cari lokasi predator buat ngindarin wilayah itu. Jadi, alih-alih mereka bergerak buat cari makan, mereka malah sibuk cari lokasi predator dan akhirnya kelaparan.

Selain itu, kebisingan juga bisa bikin stres buat mereka, sama kayak kita manusia. Polusi suara tuh bisa naikin kadar kortisol. Jadi, kebisingan itu gak cuma menggangu buat kita manusia, tapi juga buat hewan-hewan. Polusi suara itu bisa ngebuat tekanan darah sama detak jantung jadi naik, dan akhirnya bisa bikin kita dan hewan-hewan juga rentan dengan penyakit seperti stroke, serangan jantung, dan diabetes. Jadi, polusi suara itu bener-bener ngurangin hidup kita baik itu untuk manusia, maupun hewan.

Satu lagi contoh yang bikin kita sadar pentingnya kebisingan itu adalah pas "Covid". Pas semua lalu lintas dan kebisingan jalan tiba-tiba dihentikan, reaksi hewan-hewan itu keren banget. Studi tentang burung pipit bermahkota putih di Bay Area menunjukkan kalo tanpa kebisingan lalu lintas, nyanyian mereka jadi lebih kompleks dan mereka punya reaksi yang lebih tajam. Kesimpulannya kebisingan itu emang bener-bener penting buat kita mausia dan hewan.

Photo by SCREEN POST: https://www.pexels.com
Photo by SCREEN POST: https://www.pexels.com
Mobil Listrik

Mengenai masalah kebisingan, mobil listrik memang sedang naik daun karena kesenyapannya. Tapi, apakah elektrifikasi armada mobil bisa membawa perubahan besar buat satwa liar? Itu semua tergantung pada seberapa cepat prosesnya.

Di luar sana, kebisingan lalu lintas kebanyakan dari suara ban. Mungkin kalian pernah denger gemeretak ban di trotoar berserta munculnya kantong-kantong udara kecil di jalanan. Jadi, pas kalian nyetir mobil listrik, kalian mungkin cuma denger desisan jalan raya yang dihasilkan oleh ban-ban tadi.

Dan untuk saat ini ban udah berhasil di desain menjadi lebih senyap dari  ban-ban di jaman dulu, dan yap itu bagus banget! Namun, kayaknya gak mungkin ban akan jadi benar-benar senyap, jadi elektrifikasi armada mobil sedikit membantu untuk mengurangi polusi suara.

Dari hasil positif tentang marak-nya mobil-mobil bertenaga Listrik ini, muncul satu masalah baru yang di akibatnya karena kesenyapan-nya. Masalah itu banyak di alami oleh kelompok pejalan kaki tunanetra yang butuh suara buat bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Nah, hal itu jadi perhatian penting buat pemerintah. Akhirnya untuk menyikapi masalah itu pemerintah mengatur persyaratan yang bilang kalo kendaraan listrik harus tetep mengeluarkan suara buatan pas lagi jalan. Hal tersebut di maksudkan biar pejalan kaki bisa lebih aware sama kendaraan yang lewat, dan mereka dapat ngerespon lebih cepat untuk mehindari kecelakaan.

Jadi, elektrifikasi armada mobil bisa membantu, tapi gak sepenuhnya. Melihat masalah ini, pemerintah dan produsen mobil mulai memperhatian masalah ini lebih detail lagi untuk menghadirkan solusinya, jadi harapan kita ya semoga bakal ada perubahan yang lebih baik ke depannya untuk mobil Listrik.

Photo by Zsolt Joo: https://www.pexels.com
Photo by Zsolt Joo: https://www.pexels.com
Keberadaan Mobil Besar di Alam Liar

Sekarang ini kayaknya lagi pada nge-bet banget pengen punya mobil SUV, ya? Semakin banyak orang yang membeli mobil yang makin gede, makin tinggi, dan makin berat. Entah buat keperluan keluarga atau bisnis, mobil-mobil gede ini jadi tren. Tapi, ini bisa jadi masalah baru, loh.

Tinggi dan besar nya mobil SUV raksasa ini bikin titik buta menjadi semakin besar di bagian depan kendaraan. Bayangin aja, misalnya ada baocil 5 tahun berdiri di depan Jeep Wrangler atau mobil serupa, pengemudinya mungkin gak bakal sadar kalo ada bocil di depan mobilnya sedang melintas. Akibatnya, si bocil bisa aja kecelakaan karena gak kebaca keberadaannya oleh si pengemudi.

Kalian tentu dapat membayangkan dinamika yang sama terkait dengan anjing hutan, rubah, sigung, dan rakun. Jika kalian gak bisa ngelihat bocil berusia 5 tahun tadi, ya pastinya kalian juga gak bakal bia ngeliat mamalia, reptil kecil atau binatang kecil lainnya yang lagi nyeberang di jalanan.

Jadi, mobil-mobil gede ini bisa jadi sumber bahaya lain buat hewan-hewan liar yang juga jalan di jalanan. Titik buta yang gede bisa bikin mereka gampang kecelakaan. Makanya, kita perlu lebih aware dan hati-hati saat berkendara, terutama kalo kita bawa mobil yang gede-gede kayak gitu. Kita harus bisa pastiin kita bisa nge-liat dengan jelas jalanan di sekitar kita, biar kita bisa nge-hindarin kecelakaan yang bisa jadi bikin kita rugi dan juga buat hewan-hewan yang jadi korban.

Pemandangan udara dari penyeberangan satwa liar di Jerman. Sven-Erik Arndt/Arterra/Grup Gambar Universal melalui Getty Images
Pemandangan udara dari penyeberangan satwa liar di Jerman. Sven-Erik Arndt/Arterra/Grup Gambar Universal melalui Getty Images
Solusi Penyebrangan

Lalu untuk menyikapi masalah ini kira-kira jenis penyeberangan satwa liar apa yang bisa kita buat?

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu membuat macem-macem penyeberangan khusus buat hewan-hewan di daerah tertentu. Jadi, setiap penyeberangan yang dibangun harus disesuaikan dengan jenis hewan yang sering melintas daerah itu. Selain itu kira-kira jenis hewan apa aja yang kira-kira bisa mendapat perhatian lebih dari politikus atau pemerintah yang haus akan profit tersebut untuk sekiranya dapat membangun penyeberangan yang aman bagi satwa liar?

Buat contohnya, liat nih penyeberangan satwa liar di Jerman.

Nah, penyeberangan di jerman ini dibangun khusus buat hewan-hewan besar yang sering jadi ancaman buat pengemudi atau bahkan buat keselamatan hewan-hewan itu sendiri, kayak rusa, elk, sama moose. Nah, kalo sampe kalian nggak waspada dan nabrak mereka, bukan cuma nyawa hewan-hwan ini yang jadi taruhannya, bisa-bisa mobil kalian lah yang rusak parah atau yang lebih buruk lagi malah nyawa kalian yang bisa melayang.  Makanya, penting banget untuk ngebuat penyeberangan khusus buat hewan-hewan gede ini.

Di sisi lain kita juga nggak cuma butuh penyeberangan buat hewan-hewan besar saja. Kita juga harus bikin lebih banyak penyeberangan yang bermanfaat buat hewan-hewan lainnya, terutama reptil dan amfibi. Nah, makanya ini penting banget, soalnya hewan-hewan ini biasanya yang paling terancam punah kalo ketabrak mobil di jalan raya.

Penyeberangan satwa liar itu emang berguna banget, apalagi kalo dikombinasikan sama pagar di pinggir jalan nya yang bisa nge-bantu hewan buat nyampe ke penyeberangan. Dengan begini, banyak spesies hewan bisa lebih gampang buat nyeberang, dan bakalan ngurangin kecelakaan mobil yang menabrak hewan di jalan. Selain itu, penyeberangan ini juga bisa nge-bantu migrasi dan pergerakan hewan jadi lebih lancar.

Sebenernya udah ada sih beberapa gorong-gorong buat penyu dan terowongan buat katak di beberapa tempat, tapi sayangnya jumlahnya masih dikit banget dan jarang ditemui. Padahal, membangun penyeberangan satwa liar tuh bisa bawa banyak manfaat buat para pengemudi dan jalan itu sendiri. Salah satunya, bisa mencegah kecelakaan mobil dan ngurangin biaya konstruksi yang harus dikeluarin kalo tiba-tiba ada kecelakaan. Jadi, ini bukan cuma menguntung kan buat hewan-hewannya aja, tapi juga buat kita semua yang pake jalan itu.

Edison, Ford, Firestone, dan Burroughs pergi berkemah From the Collections of The Henry Ford
Edison, Ford, Firestone, dan Burroughs pergi berkemah From the Collections of The Henry Ford
Sejarah Kebangkitan Automobilitas dan Kaitannya Dengan Liburan di Alam Liar

Buku "Crossings: How Road Ecology Is Shaping the Future of Our Planet" menawarkan sebuah cerita yang menggugah tentang bagaimana kemunculan mobil dan fenomena automobilitas yang berkaitkan dengan eksplorasi alam liar.

Jadi, dulu di awal abad ke-20, ada rombongan orang hebat seperti Thomas Edison, Henry Ford, Harvey Firestone yang dijuluki sang raja ban, dan John Burroughs, seorang penulis alam yang keren banget. Mereka tuh pada berkemah dengan mobil di alam liar Pennsylvania dan Pegunungan Smoky.

Nah, keberangkatan mereka jadi sorotan di surat kabar waktu itu, setelah membaca surat kabar itu, Orang-orang kemudian merasa terdorong untuk melakukan hal sama, mereka mereasa semangat untuk berpetualang kayak Edison dan Ford tadi, jadi banyak yang terinspirasi untuk nyoba berkemah dengan mobil. Nah, dari situlah mulai banyak taman nasional yang dibangun dan dikembangkan, selain itu banyak tempat perkemahan juga di hutan nasional.

Di Amerika, mobil jadi cara orang buat balik lagi ke alam dan bersentuhan langsung dengan satwa liar. Sampai-sampai Dinas Taman Nasional bikin berusaha keras buat ngegoda para wisatawan mobil, dengan nge-bangunin jalan-jalan baru, tempat perkemahan, dan kebun Binatang yang memperbolehkan kita untuk mengendarai mobil di kebun Binatang tersebut. Tapi, ironisnya, mobil yang dianggap melestarikan alam ternyata di sini lain juga bisa jadi ancaman buat lingkungan alam liar itu sendiri karena terjadi beberapa kasus tabrakan hewan di taman nasional nambah yang sering terjadi, selain itu mobil-mobil teresbut malah bikin kebisingan yang mengganggu banget buat hewan-hewan liar. Dinas Taman Nasional pun akhirnya dilema banget di satu sisi wisata alam liar ini bisa jadi pemasukan untuk biaya melestarikan satwa-satwa liar ini selain itu hewan-hewan ini bisa lebih aman dari ancaman pemburu, pembangunan, dan hal-hal lain yang mengganggu. namun di sisi lain mobil-mobil ini juga punya dampak negatifnya sendiri.

Photo by joao Guerreiro: https://www.pexels.com
Photo by joao Guerreiro: https://www.pexels.com
Menjelajah Alam Dengan Mobil

Manusia yang menjelajah alam dengan mobil emang belum tentu baik bagi penghuni alam liar yang tinggal di sana.

Emang bener manusia pada dasarnya bersifat mengganggu, manusia juga suka banget jalan-jalan pakai mobil buat nge-lihat langsung alam dan satwa liar, tapi kita juga harus sadar bahwa ada tempat-tempat yang sebaiknya kita jaga.

Jadi, ini menjadi suatu dilema, Karna kita nggak bisa asal asalan aja bikin jalan di mana-mana tanpa mikir dampaknya buat hewan-hewan. Tapi di sisi lain, kita juga butuh jalan buat bisa kemana-mana dan nggak tergantung sama satu tempat doang.

Nah, masalahnya di sini, kita masih belum punya kerangka etika yang jelas buat nanggepin masalah ini. Di satu sisi, hewan-hewan butuh bantuan kita biar aman di jalan raya, tapi di sisi lain, kita juga butuh jalan buat melintas ke tempat-tempat yang kita pengen. Di sinilah dilemanya, kita harus cari solusi yang bisa bikin hewan aman tapi juga nggak ganggu aktivitas manusia. Itu tantang yang lagi kita sebagai manusia hadapi.

Photo by eberhard grossgasteiger: https://www.pexels.com
Photo by eberhard grossgasteiger: https://www.pexels.com
Apakah negara-negara selain Amerika Akan Mampu Membangun Jalan Raya yang Ramah Lingkungan?

Oke sejauh ini pembahasan di atas mungkin terfokus hanya pada jalan di Amerika Serikat, akan tetapi masalah ini juga pasti di rasakan oleh semua negara. Apakah negara-negara selain Amerika bakalan belajar untuk tidak mengulangi kesalahan Amerika lagi saat mereka membangun jaringan jalan raya?

Kenyataan nya nggak semua negara di luar Amerika bakal bangun jalan raya yang ramah lingkungan dan ramah untuk satwa liar. Banyak negara di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Selatan yang punya rencana jalan raya yang katanya bakal nge rusakin alam.

Di negara-negara non-Barat, kita seringkali melihat inovasi yang luar biasa, terutama karena mereka nggak punya jaringan jalan raya yang terkalsifikasi kayak di negara Barat. Contoh keren nya adalah India. Di mana jalan raya baru tersebut melitas melewati suaka harimau. Mereka meninggikan jalan raya berkilo-kilometer di atas pilar-pilar beton-beton raksasa. Jadi alih-alih ada jalan bawah tanah bagi satwa liar, seluruh jalan raya nya malah dibuat berada di atas cagar alam tersebut dan hasilnya hewan-hewan bisa berlarian di tempat itu. Jalan tersebut di rancang untuk lebih sensitif secara ekologis dibandingkan apa pun yang telah Amerika lakukan pada jalan raya mereka.

Di salah satu bab dari buku "Crossings: How Road Ecology Is Shaping the Future of Our Planet" ada satu paragraph yang berlatar di Brasil, Penulis nya tuh cerita tentang kunjungannya ke sebuah taman di sana yang jalannya sengaja dirancang super berkelok-kelok dan berliku-liku.

Jadi, gini ceritanya, di jalan itu ada sumbu X dan Y yang meliuk-liuk gitu. Tujuannya? Tujuannya biar pengemudi harus mengemudi lebih pelan. Supaya mereka bisa lebih aware sama keberadaan satwa liar di sekitar mereka.

Lalu sederhana nya jawaban buat pertanyaan tentang apakah negara-negara selain Amerika bisa bikin jalan raya yang lebih ramah buat satwa liar, jawabannya ya pastinya bisa! Di Brazil, India, dan Kosta Rika, udah terbukti ada beberapa jalan raya yang friendly banget buat satwa liar. Keren banget, kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun