Mohon tunggu...
Irvan Oktaviandry
Irvan Oktaviandry Mohon Tunggu... Quality Assurance OLX Indonesia -

Sebuah catatan, Sebuah Cerita. Dan mengikuti semua jalan yang ada seperti air yang mengalir. Lu berenang apa Tenggelem tong? Serius amat Hidup Lu. Relax. Take A Deep Breath and Enjoy it.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

E-CASH: Layanan Perbankan yang Dijadikan Ladang Penipuan

9 November 2016   18:15 Diperbarui: 9 November 2016   18:23 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penipuan berkedok E-Cash dari salah satu layanan Perbankan

" 1001 jalan ke Roma "

Petikan kata diatas, mungkin sangat tepat diarahkan kepada para " Penipu Online " di Indonesia. Tertarik dengan " Negara mana yang memiliki kasus Penipuan Online di dunia " , Saya tertarik melakukan pencarian tersebut dengan menggunakan kata kunci tersebut. Dan benar sesuai dugaan saya, Setelah melakukan pencarian tersebut, Indonesia masuk kejajaran Negara dengan Kasus Penipuan terbesar didunia. 

Mengutip dari Laman merdeka.com Perihal penipuan Online bahwa, 26 persen konsumen Tanah Air dinyatakan kehilangan uang akibat terkena muslihat di dunia maya. Mengerikan bukan?

Belakangan ini bukan hanya Pembeli yang menjadi sasaran para pembeli. Namun, kali ini sasaran dialihkan kepada para Penjual. Bagaimana bisa penjual Tertipu? Harusnya yangg mengirimkan uang pada saat transaksi bukannya Penjual?

Yah. Salah satu Fitur Perbankan yang harusnya digunakan untuk kegiatan positif tak luput digunakan untuk penipuan. Fitur tersebut adalah Fitur E-Cash. Bingung E-cash itu apa? E-cash itu kurang lebih sama dengan Kartu ATM.

Lantas, bagaimana para " Penipu Online " ini memanfaatkan fitur E-Cash ini?

Yup. Para penipu ini menggunakan E-Cash.

E-Cash sendiri adalah sebuah Kartu yang dapat digunakan untuk Transaksi Tunai, Kasarnya mengganti uang Cash yang bisa dipakai untuk 

- Bayar Transaksi Retail
- Bayar Tol
- Tarik Tunai
- Dsb

Lantas bagaimana cara si Penipu menggunakan E-Cash tersebut?

Sebelum membahas Cara penipu menggunakan E-Cash, saya ingin mengingatkan kembali Modus Operandi / Skema penipuan menggunakan Rekening Biasa

Biasanya Skema yang terjadi dari proses jual beli tanpa pihak ke-3 seperti berikut :

1. Pembeli menghubungi penjual (dalam hal ini penjual seorang penipu)
2. Setelah berinteraksi, Pelaku akan mengirimkan nomor rekening kepada Pembeli
3. Saat Pembeli sudah mentransfer uang tersebut. tersangka hilang dan Pembeli sadar dirinya ditipu
4. Selesai - bukan Happy Ending

Kembali kepada Pokok permasalahan, lantas bagaimana si penipu menipu para penjual? Mind Set para penjual dan pembeli saat ini sudah tertata rapi dengan Pola penipuan yang itu-itu saja. Lalu, apa yang membedakan Transfer biasa dengan Transfer Ecash? 

Skema yang digunakan oleh para pembeli ( yang ternyata penipu ) adalah sebagai berikut :

1. Awalnya penipu akan berinteraksi dengan penjual seperi halnya jual beli.
2. Setelah selesai dengan negosiasi, si Pembeli akan pura-pura melakukan transaksi seperti di gambar
3. Kasarnya, banyak orang yang masih awam dengan E-cash, Penipu akan mengarahkan bagaimana "Mencairkan dana" tersebut dengan langkah-langkah
   - Masukan Kartu ATM
   - Pilih Bahasa
   - Masukan Pin Anda
   - Elektronik Money
   - (Nama Bank) E-cash
   - Top Up ( Biasanya orang yang sudah terbiasa dengan kata-kata Top Up akan mengerti bahwa ini adalah penipuan, namun untuk yang Awam masih tidak mengerti dengan hal ini)
   - No Order E-Cash ( Terlampir di Struk )
4. Korban tidak sadar bahwa cara tersebut bukan untuk mengklaim Dana Transfer, namun TOP UP E-Cash atau isi ulang kartu E-cash
5. Pembeli hilang, penjual bingung saldo berkurang

Dalam hal ini terlihat jelas bahwa, Pengetahuan Masyarakat Indonesia mengenai Produk Perbankan masih sangat-sangat tidak diketahui oleh mayoritas Masyarakat Indonesia. Dengan Celah ini penipu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memanipulasi korban yang ada, banyak korban yang karna ketidaktahuan E-Cash merasa Produk perbankan ini cacat dan tidak berguna. Padahal sebetulnya Produk ini berguna sekali. Hanya Masyarakat kita yang memang masih kekurangan pengetahuan perihal produk ini.

Sekian Cerpen dari curhat saya ini.
Sekiranya bermanfaat untuk para pembaca
Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun