Setelah pengungkapan diri mengurangi beban penyesalan dan berdamai dengan kesalahan, kita perlu membingkainya kembali sebagai ketidaksempurnaan manusia. Pink berkata bahwa kita dapat membuat jarak dari penyesalan kita dengan tiga cara:
- Melalui ruang , melihat penyesalan dari perspektif pengamat yang netral. Menjauh dengan cara ini juga membantu kita menjadi sedikit menjauh dari situasi buruk masa lalu untuk melihat gambaran keseluruhan dan memecahkan masalah kita dengan lebih baik, kata Pink.
- Melalui waktu , dengan maju cepat ke masa depan untuk melihat bagaimana perasaan kita tentang penyesalan dan apakah itu akan tetap membawa memori yang sama atau tidak. Pink menambahkan bahwa kita lebih cenderung mengganti pembenaran diri dengan perbaikan diri ketika kita melihat masalah kita secara retrospektif.
- Melalui bahasa, Â mengatasi penyesalan dengan memperlakukan diri sendiri sama seperti orang-orang yang berbuat salah pada umunya. Bahasa yang kita gunakan tidak boleh merepresentasikan sebagai orang yang paling bersalah di muka bumi, seakan tak ada yang paling bersalah selain diri kita.
Dengan beralih dari lahiriah (self-disclosure) ke dalam (self-compassion), akhirnya kita bisa melangkah maju dengan penyesalan melalui self-distancing.
Meskipun penyesalan telah lama dicap sebagai emosi negatif, penyesalan memiliki kekuatan untuk menginstruksikan dan mengklarifikasi. Seperti yang dikatakan Pink, penyesalan tidak hanya membuat kita menjadi manusia; itu juga membuat kita lebih baik ke depan.
Sumber Referensi: Forbes, Harvard Business Review dan artikel lainnya yang relevan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H