Mohon tunggu...
Good Words
Good Words Mohon Tunggu... Penulis - Put Right Man on the Right Place

Pemerhati Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mencegah "BrownOut", Turunnya Performa Otak Saat Bekerja Terlalu Keras

2 Oktober 2021   22:02 Diperbarui: 4 Oktober 2021   12:10 2335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi BrownOut | Sumber : pexels /@Olya Kobruseva

Brownout saat bekerja merupakan kondisi stres yang berkepanjangan sehingga dalam sekejap mampu meredupkan kemampuan dan kekuatan otak saat menjalankan tugas masing-masing di perusahaan. 

Semua orang berpotensi menderita brownout, penurunan kondisi mental ketika stres bekerja sekaligus menurunkan kinerja dan kekuatan otak Anda, dan secara tiba-tiba Anda kehilangan semua kecerdasan dan problem solving skills. 

Otak lelah, kehabisan energi yang dibutuhkan untuk fokus pada pekerjaan yang tak ada habisnya. Selama brownout, Anda akan sangat sulit mengingat percakapan panjang atau kronologi sebuah peristiwa karena Anda terlalu disibukkan oleh pekerjaan.

Otak seketika akan kehilangan fokus dan tak mampu membagi fokus ke beberapa hal penting. Contoh sederhananya, saat mengemudi sambil mengerjakan hal lain bisa saja dapat menyebabkan Anda melewati lampu merah atau melewati titik terakhir dalam rute perjalanan Anda.

Orang-orang yang menderita brownout sering disangka mengidap atau menderita penyakit Alzheimer kecil. Hanya saja pikiran akan terus bekerja tanpa henti, dan tidak ada hal lain yang penting dalam benak penderita brownout selain bekerja.

Brownout merusak hubungan kita dengan rekan kerja dan keluarga. Rusaknya hubungan karena kelupaan dan seringnya melakukan kesalahan soal waktu, dan mengarah ke kondisi yang semakin buruk yang akan sangat berbeda saat otak kita memiliki waktu istirahat.

Semakin lama kita bekerja dan semakin banyak pilihan yang kita buat dalam jam kerja tambahan, maka akan semakin sulit bagi  otak kita untuk membuat keputusan yang  biasa kita lakukan, seperti mengingat tempat makan, berapa banyak yang harus dibelanjakan atau bagaimana memprioritaskan pekerjaan.

Apa gejala umum BrownOut?

Hilangnya minat dalam kehidupan pribadi mereka, atau kurangnya waktu berkualitas dengan teman dan keluarga adalah salah satu gejalanya. Perasaan terkuras oleh pekerjaan, pola makan buruk, dan merasa tidak fit adalah gejala turunannya.

Ilustrasi BrownOut | Sumber : pexels /@Olya Kobruseva
Ilustrasi BrownOut | Sumber : pexels /@Olya Kobruseva
Mereka cenderung tidak dapat membuat keputusan yang jelas. Tentu saja, manajer yang cerdas akan mengatasi masalah semacam ini melalui pertemuan tatap muka yang teratur. Tetapi jika mereka tidak ingin berbicara secara langsung, mungkin ada baiknya mencoba cara lain.

Jika staf khawatir tentang masalah yang lebih luas seperti redundansi atau restrukturisasi, Anda harus mengatasi masalah dengan jujur, sambil bersikap realistis tentang apa yang dapat Anda lakukan.

Paradoks brownout adalah bahwa pikiran bekerja autopilot, bekerja tanpa kesadaran atau persetujuan kita, menguras kekuatan otak kita dan akhirnya memperpendek karir kita. Berikut tips untuk mencegah brownout menjadi lebih buruk.

Reset Kekuatan Otak Anda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun