Menebus rasa penasaran, saya membeli satu kantong batu yang sudah disiapkan, saya coba lempar sekuat tenaga dan ternyata memang benar batu yang saya lembar hilang. Rasa penasaran semakin menjadi-jadi, saya coba lempar kembali batu tapi kali ini saya tak mau tertipu ekspektasi.Â
Saya melempar batu sekuat tenaga, namun pandangan saya alihkan ke tepian danau dan benar, ternyata batu tersebut tak terlalu jauh terlempar dan hanya menyentuh bibir danau saja. Begitulah manusia, ia pikir telah melakukan hal yang sangat besar dalam hidupnya, tapi nyatanya ia hanya menyelesaikan pekerjaan yang kecil.Â
Pelajaran yang saya ambil adalah begitu banyak fatamorgana di alam raya ini, tak semua akan nyata sesuai khayalan dan ekspektasi manusia. Kita harus belajar tak berbangga diri dengan kerja keras yang kita lakukan, karena pada dasarnya pekerjaan yang kita lakukan hanya bagian kecil takdir Tuhan yang dimudahkan-Nya untuk kita jalani.
Setelah puas melempar batu dan sebelum melanjutkan perjalanan mengelilingi Gunung Gamalama, kita menikmati pisang goreng Peppe atau Pisang Goreng Mulut Bebek khas Ternate. Ditemani segelas the panas dan udara yang sejuk menambah kesyahduan Danau Tolire kala itu. Setelah itu, kami diajak menyusuri Gunung Gamalama sekaligus kembali ke hotel untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Ambon esok hari.
Insya Allah, setelah situasi pulih kembali saya akan kembali lagi ke Ternate dan akan mengukir lebih banyak memori untuk saya ingati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H