Ketika para mahasiswanya "atas nama senior" dengan sekehendak hati, sekehendak kaki menjejalkan kekerasan kepada mahasiswa baru..
Ketika mahasiswa dengan label "panitia" meraih kesenangan pribadi dengan melakukan pemeloncoan kepada para mahasiswa baru lagi-lagi "atas nama senior"..
Ketika OSPEK dijadikan ajang balas dendam dan hiburan bagi para senior "atas nama kegiatan kampus"..
Â
ada OSPEK, OPSPEK, OSCAR, atau apa pun namanya...
Coba kita tilik lebih dalam:
1. Ritual bentak-bentak, mahasiswa baru dengan berbagai alasan dibentak, dimarahi, dicaci, dimaki, dan dipojokkan dengan berbagai kesalahan yang dicari-cari dan dibuat-buat oleh YTH para panitia. Hal ini akan menanamkan kesan negatif kepada para mahasiswa baru terhadap kampus, pendidikan, dan utamanya agenda OSPEK
2. Penugasan yang konyol dan aneh, mahasiswa baru ditugasi dengan hal-hal yang bahkan saat mereka duduk di bangku SLTP/SLTA tidak pernah mereka jumpai. Misalnya membawa air mineral kemasan yang tidak diproduksi oleh pabrik manapun, membawa koin uang yang sudah tidak berlaku, membawa bungkus permen aneka rasa dan lan sebagainya. Hal ini akan menciptakan mahasiswa yang NDAGEL seperti tugas yang diterimanya dan harus dikerjakannya.
3. Hukuman yang membekas, lagi... hukuman berupa kata-kata cacian, tendangan, pukulan, jalan bebek dan kegiatan yang memberatkan sudah dianggap bagian WAJIB dari pelaksanaan OSPEK. Hal ini akan mencetak mahasiswa yang berjiwa pendendam sehingga ia akan melampiaskannya pada mahasiswa baru pada OSPEK yang akan datang.
4. Atribut yang memalukan, mahasiswa baru diwajibkan memakai topi ala sinterklas, baju tas plastik, kalung rumput dan lain sebagainya. Hal ini akan menciptakan kesan kumuh, tidak profesional, menjijikkan, dan segala hal yang itu menjadi beban para mahasiswa baru.
5. Acara inti, sandiwara dengan skenario paksaan, satu lagi puncaknya adalah acara sandiwara saling menyalahkan, saling memarahi, saling membentak, entah latihan akting atau apalah alasannya. Hal ini akan membuat mahasiswa baru shock, tertekan, depresi, dan lebih memiliki kesan negatif terhadap organisasi kemahasiswaan.