Mohon tunggu...
Mohammad Irvan Fauzi
Mohammad Irvan Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Renewable Energy Enthusiast

Clean Energy for Our Future!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

PLTS Atap: 101

12 September 2021   16:00 Diperbarui: 12 September 2021   16:15 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Energi matahari merupakan energi bersih dan terbarukan yang sangat berlimpah potensinya di Indonesia. Menurut laporan Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi sebesar 207,8 GW untuk energi matahari, tetapi untuk saat ini pemanfaatannya hanya mencapai 0,07% yaitu sebesar 153,5 MWp. 

Saat in sudah terpasang PLTS dalam skala besar dan atap. Rencana pengembangan PLTS di Indonesia untuk skala besar sudah cukup baik dimana terdapat proyek PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara yaitu PLTS Cirata yang memiliki kapasitas 145 MW. 

Di sisi lain, pemasangan PLTS atap masih belum sebesar PLTS skala besar. Kapasitas terpasang PLTS atap per Juli 2021 hanya sebesar 35,56 MWp dimana hanya terdapat 4.028 pelanggan yang memasangnya (ESDM, 2020).

Pemasangan PLTS Atap akan membantu salah satu target pemerintah untuk mencapai bauran energi sebesar 23% di 2025 dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% di tahun 2030. 

Selain itu, pemasangan PLTS Atap juga dapat membantu pelanggan untuk mengurangi tagihan listrik yang perlu dibayarkan setiap bulannya ke PLN. Hal ini dapat terjadi karena sebagian beban listrik terutama pada siang hari akan disuplai oleh PLTS Atap. 

Oleh karena itu, pemasangan PLTS Atap merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan karena memiliki banyak keuntungan. Lalu apa saja yang perlu kita ketahui jika ingin memasang PLTS Atap?

Topologi Sistem

Hal pertama yang perlu diketahui adalah topologi atau konfigurasi sistem PLTS yang tepat untuk rumah kita. Terdapat dua jenis topologi yang digunakan yaitu off-grid dan on-grid. Topologi off-grid merupakan sistem PLTS yang tidak terhubung dengan jaringan listrik PLN. 

Biasanya topologi ini digunakan di suatu daerah dimana jaringan listrik PLN tidak dapat menjangkau daerah tersebut. Sedangkan topologi on-grid merupakan sistem PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik PLN. Topologi ini paling umum digunakan jika kita ingin memasang PLTS Atap. 

Dengan sistem on-grid, PLTS akan menyuplai beban listrik di siang hari ketika matahari menyinari bumi dan ketika malam hari, beban listrik akan disuplai oleh jaringan listrik PLN.

Komponen pada PLTS Atap

Pada sistem on-grid, terdapat empat komponen utama dalam sebuah sistem PLTS agar dapat bekerja dengan baik. Komponen pertama adalah panel surya. Terdapat tiga jenis panel surya yaitu monocrystalline, polycrystalline, dan thin film. Perbedaan dari ketiga jenis tersebut terdapat pada bahan penyusun dan efisiensi yang dimiliki. 

Monocrystalline memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding yang lain. Panel surya yang tepat disesuaikan dengan kondisi rumah masing-masing. 

Jika suatu rumah memiliki lahan yang sempit, maka jenis monocrystalline merupakan pilihan yang tepat karena efisiensi tinggi menyebabkan lahan yang sempit menghasilkan lebih banyak energi. 

Sedangkan jika memiliki lahan yang luas, maka jenis polycrystalline adalah pilihan yang tepat karena harganya yang lebih murah dibanding jenis monocrystalline. Jenis polycrystalline adalah yang paling umum digunakan. 

Selain itu, jenis thin film digunakan karena fleksbilitas bahan dan kemudahan pemasangannya, tetapi jenis ini memiliki efisiensi yang jauh lebih rendah dari jenis monocrystalline. Merek panel surya yang biasa diguakan adalah milik Canadian Solar Indonesia, JA solar, dan PT. Len Industri

Komponen kedua yang tidak kalah pentingnya adalah Inverter PV yang berfungsi untuk mengubah listrik DC yang dihasilkan oleh solar panel mejadi listrik AC agar dapat digunakan oleh berbagai macam peralatan listrik. 

Terdapat tiga jenis inverter yaitu centralized, string, dan micro. Perebedaannya terdapat pada jumlah panel surya yang terhubung dengan inverter tersebut. 

Pada PLTS Atap, umumnya menggunakan centralized inverter jika seluruh panel surya menghadap arah yang sama. Jika tidak maka akan digunakan string inverter untuk mempermudah pengawasan dari panel surya tersebut. Merek inverter PV yang biasa digunakan adalah merek Sungrow dan Huawei.

Komponen penting lainnya yang termasuk komponen pendukung adalah Mounting kits. Mountingh kits berupa kerangka dari besi atau alumunium ini berfungsi untuk memasang panel surya pada atap sesuai dengan konfigurasi yang memberikan hasil paling optimal. 

Pada rumah dengan atap datar, maka mounting kit akan disesuaikan kemiringannya agar menghasilkan output yang maksimal. Sedangkan pada atap miring, mounting kits dapat dipasang menyesuaikan kemiringan atap atau dapat juga memberikan kemiringan yang memberikan hasil optimal. 

Panel surya harus dipasang miring minimal 10 derajat agar dapat panel surya dapat membersihkan diri dengan air hujan. Biasanya mounting kits ini sudah termasuk dalam pemasangan panel surya.

Selain itu juga terdapat enclosure box yang merupakan kabinet yang berisi peralatan listrik berupa switch atau sistem kendali yang bertujuan untuk melindungi pengguna dari sengatan listrik komponen didalamnya dan untuk melindungi komponen didalamnya dari gangguan luar seperti bentuan mekanis, korosi, jamur, hama dan lain-lain.

Kita tidak perlu khawatir untuk melakukan pemasangan komponen tersebut dan menghubungkannya sehingga menjadi suatu sistem PLTS Atap yang berfungsi dengan baik. 

Di Indonesia terdapat berbagai jasa pemasangan PLTS Atap yang sudah teruji dan berpengalaman untuk memasang PLTS Atap dengan baik. 

Contohnya adalah PT. Surya Utama Nuansa (SUN Energy), Xurya Daya Indonesia, PT. Selaras Daya Utama (SEDAYU) dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, pelanggan tidak perlu ambil pusing jika ingin memasang PLTS Atap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun