Sungguh luar biasa pemandangan alam yang kami lalui dan bisa dikatakan sebagai pengalaman berharga dan desa-desa yang kami lalui bisa dikategorikan sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara, karena kemudahan akses yang dirasakan selama berkendara, dan dibeberapa titik sekalipun masih perkampungan sudah terdapat pengisian ulang bahan bakar (pertamini).Â
Disepanjang jalan juga tidak ada jalan-jalan yang bolong, sehingga sekalipun masih sempit tapi sangat mudah dilalui baik menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
Sesampai didesa pertama, maka kamipun mulai datang ke salah satu rumah yang memang tidak dikenal sama sekali. Benar saja kami disambut baik bak sudah kenal lama, kami dipersilahkan masuk dan disuguhi makanan apa saja yang memang sudah mereka siapkan untuk tamu yang datang.
" Ariko kena kubas......, masuk... masuk...." begitu si ibu menyambut kami dalam Bahasa karo sekaligus mempersilahkan duduk.
Dengan tanpa basa-basi kamipun makan selahap-lahapnya hingga kenyang, dan sekaligus berbincang-bincang dengan pemiliki rumah. Suasana akrab sangat terasa, meski pada dasarnya kami tidak saling kenal, namun karena ini adalah suasana pesta rakyat kerja tahun, maka seluruh tamu itu terasa sebagai keluarga dekat.Â
Ada juga pemahaman bahwa semakin banyak yang mengunjungi rumah masyarakat untuk bersantap ria, maka semakin terberkatilah mereka begitu juga dengan usaha pertanian dan perkebunan mereka. Sehingga tidak ada keengganan dalam menerima setiap kunjungan tamu baik yang dikenal maupun tidak, karena itulah ungkapan rasa syukur yang dirasakan setiap penduduk.
Berikutnya di sore menjelang malam kami mencoba berpindah ke desa kedua, yang jaraknya 3 sampai 4 km dari tempat pertama. Sekalipun melewati jalanan sepi, tapi nuansa desa yang asri tetap merupakan pengalaman berharga yang saya alami. Lama tinggal dikota memang membuat suasana desa tetap menjadi destinasi wisata yang menarik dan dirindukan.Â
Jamuan yang sama juga kami dapatkan didesa kedua, dimana ketika kami masuk kesalah satu rumah, maka sambutan yang ramah dan penuh senyum kami rasakan dari pemilik rumah. Sungguh merupakan kearifan warga setempat yang mampu menyambut setiap tamu yang hadir.
Tentu suasana pesta rakyat ini bisa menjadi alternatif desa wisata yang bisa ditawarkan baik kepada masyarakat Indonesia, maupun kepada mancanegara yang mempunyai keinginan untuk melihat salah satu warisan budaya kita.Â
Konsep yang di usung Adira Finance melalu pengaktifan wisata desa dengan konsep turing, yang diaktualisasikan dengan desa wisata ramah berkendara merupakan ide yang tepat dilakukan saat ini. Setelah pandemi covid-19 yang mulai melandai, pilihan wisata berbau festival kearifan lokal merupakan pemikiran yang tepat disosialisasikan kepada masyarakat.Â